Sanip sudah 3 tahun menikah tapi belum mempunyai keturunan, juga penghasilan. Karenanya, dia merasa sumringah saja saat menumpang di rumah mertuanya.
Mencari pekerjaan sangat sulit dijadikan sebagai alasan klasik, membuat Sanip lebih leluasa tinggal di rumah. Istrinya sendiri sudah lama menjadi TKW sejak setahun perkawinan mereka untuk menopang perekonomian termasuk kehidupan ibu kandungnya. Maklum, istri Sanip adalah anak tunggal dan yatim.
Sanip berwajah ganteng tapi tidak tau diri. Sudahlah tidak punya penghasilan tapi kelakuan bagaikan juragan. Hari-harinya cuma nonton TV dan baca koran. Jika ibu mertuanya meradang, Sanip malah beralasan, "Daripada saya jadi preman atau orang jalanan, mendingan jadi pengangguran kan, bu..."
Suatu malam yang dingin setelah hujan, Sanip tiba-tiba merasa ada denyutan. Dia pergi ke kamar mandi untuk melampiaskan. Namun ketika melewati ruang TV, dilihatnya ibu mertua tidur pulas dengan baju tersingkap tanpa CD.
"Glek! Mertua gue ternyata masih mulus juga, ya..." batin Sanip.
"Hajar, bleh! Kapan lagi loe ada kesempatan begini?" Setan datang mengompori ruang nafsu Sanip.
Tanpa babibu, Sanip benar-benar langsung 'menghajar' ibu mertuanya. Diluar dugaan, ternyata adegan ini memang sengaja dirancang oleh ibu mertua Sanip karena ia sudah lama tak merasakan kehangatan. Endingnya, menantu mertua tidur seranjang.
Namanya juga perbuatan zina, pasti lambat laun akan tercium baunya. Warga yang sudah curiga melihat kemesraan tak wajar antara menantu mertua ini segera melaporkannya pada istri Sanip di negeri seberang sana.
"Biarkanlah, pak. Kalau perlu nikahkan saja mereka. Aku juga gak bakal balik lagi koq! Disini hidupku sudah nyaman bersama saudagar minyak." jawab istri Sanip tak peduli.
Dan warga pun akhirnya cuma bisa menggerutu, "Keluarga edan!"
*This story is only fiction