Nilai kepercayaan suatu penelitian terletak pada hasil penelitian yang diperoleh secara valid dan reliabel. Hal ini sangat bergantung pada kualitas data yang diperoleh dari sumber data yang tepat melalui pengungkapan instrument yang berkualitas pula. Instrument dalam penelitian kualitatif adalah yang melakukan penelitian itu sediri, yaitu peneliti. Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan orang yang membuka kunci, menelaah, dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat, tertib, dan leluasa, bahkan ada yang menyebutnya sebagai key instrument (Ghony& Al Manshur 2012).
Istilah human instrument dalam dalam penelitian kualitatif memiliki arti bahwa dalam penelitian kualitatif si peneliti sendiri yang bertindak selaku instrument penelitian. Tentunya dalam posisi ini keterampilan mengambil data sangat diperlukan oleh peneliti. Dengan begitu, berhasil atau tidaknya penelitian ini lebih bergantung pada kemampuan peneliti dalam pengumpulan data
Dalam Ghonydan Al-Anshori (2012) disebutkan bahwa ciri-ciri khusus manusia (peneliti) sebagai human instrument dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
1.Peneliti sebagai alat, peka, dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakan melalui makna atau tidak bagi penelitian. Tidak ada instrumen lain yang dapat bereaksi dan berinteraksi terhadap keadaan yang demikian, karena banyak factor dalam situasi yang senantiasa berubah
2.Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. Tidak ada penelitian lain, seperti yang digunakan dalam penelitin kualitatif, yang dapat menyesuaikan diri dengan bermacam-macam situasi serupa itu. Suatu tes hanya cocok untuk mengukur variable tertentu, tetapi tidak dapat untuk mengukur macam-macam variable lainnya
3.Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan. Tidak ada suatu instrument berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia. Hanya manusia sebagai instrument dapat memahami situasi dalam segala seluk-beluknya.
Kelemahan metode ini adalah peneliti tidak dapat berada pada dua situasi berbeda, terlebih jika situasi tersebut sangat penting bagi penelitian yang sedang dilaksanakan. Meski dengan menyiasatinya, peneliti dapat menggunakan bantuan teman ataupun kelompok lainnya untuk membantu mengadakan pengambilan data dalam penelitiannya. Hal ini juga tidak dapat mengatasi kelemahan tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI