Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jas Hujan

25 Januari 2021   11:04 Diperbarui: 25 Januari 2021   11:33 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bulan Januari kata sebagian orang berarti hujan sehari-hari. Disebut demikian karena mungkin frekuensi hujan hampir setiap hari. Atau mungkin curah hujan lebih banyak daripada bulan-bulan lainnya.

Salah satu benda berharga yang harus dibawa setiap hari pada bulan Januari ini adalah jas hujan. Jurus ampuh untuk menghindari basah tubuh karena air hujan yang berlebihan ya memakai jas hujan.

Hujan selalu menyisakan kenangan, kata orang begitu.  Setiap kali hujan turun, seakan membuka kembali kenangan yang telah terkubur beberapa tahun yang lalu.

Bagi Friska, jas hujan bukan saja berfungsi sebagai pelindung tubuh dari basahnya air hujan, tetapi dia punya cerita konyol berkaitan dengan benda ini.

Berawal dari rasa kasihan dan ingin membantu teman kuliahnya, Nindia yang kemalaman pulang dari kampus, ia berusaha menawarkan diri memboncengkan dengan sepeda motornya yang sudah butut. Rumah Nindia memang satu jalur dengan rumahnya, meski masih agak jauh. Jarak yang cukup jauh, membuatnya tidak merasa kesepian ketika perjalanan pulang, karena ada teman mengobrol.

Friska tidak pernah berpikir bahwa di sepeda motornya hanya ada satu helm. Ia paham betul, penjagaan lalu lintas di jalur yang akan dilewatinya cukup ketat, tapi  niat baiknya mengalahkan segalanya.

Tak kurang akal, karena sepanjang perjalanan pulang gerimis turun meski tidak terlalu deras, ia memakai jas hujan kelelawar berdua bersama temannya. Nindia pun hanya menurut apa kemauan Friska.

Di tengah perjalanan ketika melewati penjagaan yang super ketat, banyak polisi berada di situ, Friska pun merasa agak grogi. Untung saja, gerimis masih setia menemani perjalanannya, jas hujan juga masih menempel di tubuhnya, sehingga keberadaan Nindia yang tanpa helm pun diabaikan pak polisi.

Jarak yang cukup jauh kurang lebih 25 km ditempuhnya. Kekonyolan Friska terhadap Nindia yang memaksanya memakai jas hujan sejauh 25 km sungguh membuat keduanya geli sekaligus bersyukur.

Hujan selalu menyisakan cerita....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun