Mohon tunggu...
Zuni Sukandar
Zuni Sukandar Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru SLB

Lahir di Magelang, 20 Mei 1971, SD-SMP di kota yang sama, S-1 di Jogjakarta, saat ini mengajar di SLB Maarif Muntilan sebagai guru tunanetra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengakuan Sumini

27 Oktober 2020   08:16 Diperbarui: 27 Oktober 2020   08:20 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiba-tiba Marto tersedak.

"Wes ... wes aku wes ngerti terusing cerita. Rasah tok teruske."

"Maafkan aku, Kang yang kotor ini."

"Hm ... kowe ora salah, Sum. Sing kurang ajar ya Bimo kuwi. Terus kamu pernah cerita sama orang tuamu, nggak atas kejadian itu?"

Sumini  masih tergugu dan tertunduk, dan digelengkan kepalanya.

"La kok ra tau cerita ki piye to, Sum. Apa kowe wedi nek diajar apa ditakoni Den Bromo? Apa samar wong tuwamu nesu?

Sumini diam. Sulit untuk menjawab pertanyaan Marto.

Marto memeluk erat Sumini yang makin deras mengalirkan air mata. Buliran bening itu kini membasahi baju Marto.

"Wes, Sum. Aku ngerti apa sing tok pikirke. Aku ngerti perasaanmu."

"Kang sekarang terserah sampeyan, aku mau diceraikan juga sudah siap."

Marto melepas pelukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun