Kusiapkan makan sahur keluarga untuk hari pertama Ramadan tahun ini dengan sedikit rasa malas. Tubuhku kurang sehat. Pinggang rasanya ditusuk-tusuk, panas dan berasa ingin buang air kecil terus.
Aku mulai curiga pada perubahan tubuhku. Dugaan sementara kemungkinan kambuh gejala batu ginjalku. Lama tidak pernah kambuh, meski dalam kondisi yang sangat lelah, tetapi mengapa hari pertama Ramadan malah diberi cobaan sakit.
Aku menemani anak-anak dan suami makan sahur. Selera makanku pun sudah hilang gara-gara pinggangku yang 'ngiyes-iyes'.
"Nggak makan, Bu?" tanya suamiku dengan penuh keheranan.
"Selera makanku hilang. Pinggangku sakit sekali. Nanti jika sampai subuh tidak juga sembuh, akan kuperiksakan," jelasku panjang lebar pada suami.
"Ya sudah, istirahat saja."
Pinggang kuurut-urut sendiri dengan maksud mengurangi rasa sakit.Â
Menjelang subuh, alhamdulillah sakitku mulai berkurang. Niatku pergi ke rumah bidan atau dokter pun kubatalkan.
Hari selanjutnya, menjelang buka puasa, sakit itu kembali menyapaku. Untung saja masakan sudah siap semua. Kasihan anak dan suami jika harus memasak sendiri.Â
Setelah berbuka puasa, aku merasakan sakit yang hebat. Kucoba berbaring sebentar. Alhamdulillah Allah memberikan kesembuhan, meski wajahku terlihat lucu menahan rasa sakit.
Ketika aku duduk santai, suami mendekatiku. Mungkin sebenarnya ingin mengorek sesuatu yang terselip di hatiku.