Mohon tunggu...
zulia hardiyanti
zulia hardiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - zulia hardiyanti3

zulia hardiyanti03

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Program JKN terhadap Layanan Kesehatan Kanker Serviks

30 November 2021   11:28 Diperbarui: 30 November 2021   11:47 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyakit kanker merupakan penyakit katatrospik yang angka kejadian dan angka mortilitasnya terus meningkat.  insdensi kasus penyakit kanker di dunia sudah mencapai 14,1 juta dengan angka kematian sebanyak 82, juta. Jumlah ini diperkirakan lebih banyak daripaa jumlah kematian akibat penyakit jantung, dengan angka kematian terbanyak di asia.

Dari beberapa jenis kanker, salah satu yang menarik perhatian dar berbagai kalangan yakni ialah kanker serviks, kanker serviks berada di posisi ke emppat penyakit kanker yang sering terjadi pada wanita. meskipun angka kejadian kanker serviks mengalami penurunan dengan prevalensi kedua terbanyak tahun 1975, angka kejadian dan mortalitas yang disebabkan oleh kanker serviks terus meningkat. Hampir 9 dari 10 kasus(atau mencapai87%) kematian yang terjadi di negara berkembang akibat kanker serviks. menurut data International Agency for Research on Cancer melalui proyek GLOBOCAN tahun 2012, angka kejadian kanker serviks terbaru mencapai 528.000 kasus baru dan angka kematian sebanyak 266.000.(ferlay 2015, GLOBOCAN)

Berdasarkan data pusat data dan informasi kementrian kesehatan, kanker serviks di indonesia menempati posisi ketiga insidensi kanker terbanyak yang terjadi pada perempuan, data dari RS Dhamais menunjukan jumlah kasus baru kanker serviks merupakan jumlah kedua tertinggi setelah kanker payudara.(pusdatin kemenkes RI, 2015). Menurut aziz tahun 2009 dalam kasusu keganasaan ginekologi, kanker serviks menempati pisis pertama dengan usia puncak rentang dari usia 45-54 tahun. Sedangkan menurut nuranna dkk yang mengalisis hasil tes inspeksi visual asam asetat (IVA) yang dilaksanakan di DKI jakarta selama waktu 2007-2011 menemukan bahwa hadil positif pda 4,7% pasien yang diperiksa.

Angka prevalesi yang terus meningkat dengan angka kematian yang tinggi memberika dampak yang besar terhadap beban kesehatan maupun sosioekonomi. Tidak hanya biaya pengobatan dan tindakan medis yang mahal, pasien kanker serviks juga kehilangan hari produktifnyaa akibat dari durasi waktu rawat yang cukup lama. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa adanya hubungan bermakna antara status kepemilikan asuransi dengan tingkat bstadium kanker serviks yang terdiagnosis. pada penelitian yang dilakukan oleh halpern, ayanian, dan chen menemukan bahwa pasien tanpa kepemilikan asuransi ataupun memiliki asuransi soosial cenderung terdiagnosis pada stadium yang lebih lanjut dibandingkan pasien dengan asuransi swasta.

Pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), belum ditemukan data tentang pola keterlambatan diagnosis pada pasien kanker serviks maupun tingkat perilaku pencegahan oleh masyarakat terhadap penyakit kanker serviks ini. Padahal, program JKN yang dikelola oleh Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Kesehatan (BPJSK) telah meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan,(Rolindrawan, 2015) dan kepesertaannya telah mencapai 171,9 juta orang pada tahun 2016.

(Rusady, 2017) BPJS juga menanggung upaya deteksi dini untuk kanker serviks yaitu pemeriksaan IVA dan Pap Smear bagi seluruh pesertanya,(Rusady, 2017) yang telah terbukti berperan dalam menurunkan insidensi kanker serviks.(Endarti, Riewpaiboon, Praditsitthikorn, & Hutubessy, 2017) Program tersebut tentu ditujukan agar pasien dapat terdiagnosis lebih dini dan ditangani pada stadium yang lebih awal.

Selama program JKN berlangsung, sampai saat ini  belum ada penelitian tentang dampak JKN terhadap penurunan keterlambatan diagnosis dan penanganan kanker serviks yang ditandai dari jumlah kanker serviks stadium lanjut yang terdiagnosis. 

Padahal, JKN telah terbukti meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, dan juga mendorong masyarakat melakukan upaya deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan Pap Smear yang dimaksudkan agar pasien dapat diterapi pada stadium yang lebih awal. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dampak keberadaan JKN terhadap perilaku berobat pasien kanker serviks terutama pada aspek utilisasi layanan kesehatan serta kecepatan pasien mencari pertolongan yang diukur dari stadium pada saat terdiagnosis.

Program JKN yang diterapkan sejak tahun 2014 berdampak pada utilisasi layanan kesehatan dan perilaku pasien kanker serviks, terutama pada tahun ketiga setelah program ini berjalan. 

Dampak tersebut terutama terlihat pada peningkatan utilisasi layanan kesehatan, proporsi pengguna jaminan kesehatan yang lebih besar, dan kecenderungan terdiagnosis pada stadium yang lebih dini. Terdapat perbedaan bermakna secara statistik dari aspek cara pembiayaan pasien sebelum dan setelah JKN, namun tidak terdapat perbedaan bermakna antara stadium pasien kanker serviks pada saat terdiagnosis antara periode sebelum dan setelah JKN.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun