Mohon tunggu...
Zulfina Ariestya
Zulfina Ariestya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Walisongo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KELUARGA SEBAGAI PENYELENGGARA PENDIDIKAN ANTIKORUPSI SEJAK DINI

26 November 2021   21:57 Diperbarui: 26 November 2021   22:24 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di negara ini korupsi sudah dianggap sebagai permasalahan yang menjamur dan sulit sekali untuk dihilangkan. Hal tersebut lantaran kasus korupsi yang kian meninggi namun tak kunjung dapat diatasi. Menurut Indonesia Corruption Watch (ICW), penindakan kasus korupsi selama enam bulan pada tahun 2021 mencapai 209 kasus. Bahkan, jumlah terdakwa kasus korupsi sepanjang 2020 sebanyak 1.298 kasus, hal itu menyebabkan negara mengalami kerugian sebesar 56,7 triliun. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa negara ini benar-benar darurat korupsi.

Pendidikan antikorupsi merupakan hal yang penting dan harus ditanamkan pada pribadi seseorang sejak dini. Hal ini dilakukan dalam rangka mengurangi angka korupsi yang semakin tinggi. Pemahaman salah masyarakat terkait korupsi yang hanya urusan pemerintah dan penegak hukum perlu diluruskan dengan diadakannya pendidikan antikorupsi sejak dini. Pendidikan antikorupsi sejak dini dapat dilakukan oleh berbagai pihak diantaranya adalah melalui jenjang pendidikan formal maupun informal. Pendidikan antikorupsi melalui jenjang formal dapat direalisasikan oleh pihak sekolah atau perguruan tinggi, sedangkan jenjang pendidikan informal dapat direalisasikan oleh keluarga.

Penanaman pendidikan antikorupsi oleh keluarga dapat dilakukan dengan pembentukan karakter dan nilai-nilai antikorupsi. Beberapa karakter tersebut adalah sebagai berikut:

a. Religius

Penanaman sikap dan perilaku patuh terhadap perintah Tuhan perlu dilakukan oleh keluarga dalam pembentukan karakter antikorupsi pada anak. Hal tersebut dikarenakan religius merupakan pondasi yang paling penting dalam pembentukan karakter antikorupsi. Seorang anak cenderung sulit melakukan hal yang buruk jika memiliki pondasi religius yang kuat. Penanaman sikap religius bisa dilakukan dengan senantiasa mengajak anak untuk beribadah.

b. Kejujuran

Keluarga perlu menanamkan sikap jujur pada anak sejak dini, mulai dari hal yang kecil seperti mengajarkan anak untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya. Melalui hal tersebut anak akan terdidik untuk selalu bersikap jujur dan selalu berusaha untuk menghindari pembohongan.

c. Bertanggung jawab

Salah satu sikap dan karakter yang harus ditanamkan pada anak sebagai upaya pendidikan anti korupsi adalah sikap bertanggung jawab. Contoh sikap bertanggung jawab yang bisa diajarkan kepada anak adalah mengakui kesalahan yang sudah dilakukannya. Seorang anak yang dibiasakan untuk bertanggung jawab akan selalu berhati-hati dalam melakukan sesuatu, karena ia akan memikirkan akibat yang didapatkannya.

d. Peduli dengan sosial

Sikap kepedulian anak terhadap lingkungan sosial dapat mencegah anak memiliki sifat egoisme, sebab pelaku korupsi adalah orang-orang yang memiliki sifat egoisme yang tinggi dan tidak peduli pada lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat diajarkan oleh keluarga melalui hal kecil seperti berbagi makanan atau mengajarkan anak untuk menolong teman yang mengalami kesusahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun