Sebagaimana penulis paparkan pada artikel sebelumnya, yakni "Belajar Matematika, Belajar Kehidupan" bahwasanya setiap cabang ilmu pengetahuan, senantiasa terkandung di dalamnya nilai-nilai kehidupan. Nilai moral, sosial, religius/agama, dan lain sebagainya. Dapat diperhatikan, bahwasanya pelajaran Fiqh ataupun Aqidah Akhlak, sangat erat hubungannya dengan nilai-nilai kehidupan yang diwujudkan melalui nilai-nilai agama.
Begitu pun halnya dengan cabang eksak, seperti halnya Matematika. Di dalamnya terdapat pembelajaran demi pembelajaran yang dapat kita ambil darinya sebagai nilai-nilai kehidupan. Tak sekedar hitung-hitungan, memecahkan permasalahan angka, ataupun menggambar grafik. Namun di dalamnya terkandung nilai demi nilai yang harus kita perhatikan, ambil, serta kita amalkan dalam kehidupan.
Matematika, salah satu cabang ilmu pengetahuan yang identik dengan simbol, bukan? Sederhananya saja, terdapat empat buah simbol yang pastinya sudah tidak asing lagi dalam benak kita. Keempatnya lebih akrab dikenal dengan istilah KaBaTaKu [Ka; Kali (x), Ba; Bagi (:), Ta; Tambah (+), Ku; Kurang (-)].
Namun, pada kali ini, penulis akan fokus kepada dua buah tanda, yakni tanda positif (+) dan negatif (-).
Berbicara mengenai tanda negatif, bagaimanakah kaidah penulisannya?
Apakah seperti ini, (-2)...?
Yap, that's right...!!!
Lalu bagaimana dengan tanda positif, bagaimana kaidah penulisannya?
Apakah seperti ini, (+2) atau (2)...?
Sebagaimana kita ketahui dan sepakati bersama, kaidah penulisan tanda positif pada suatu bilangan yakni dengan langsung menuliskan bilangannya, tanpa menulis tanda positif yang terkandung padanya.
Sehingga, penulisannya langsung seperti ini, (2).