Mohon tunggu...
Zulfatun Mahmudah
Zulfatun Mahmudah Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UINSK / 24107030030

Menulis dan berkarya adalah cara aku berbicara dengan dunia. Menyuarakan ide lewat seni dan kata, karena setiap ekspresi adalah karya yang tak terbatas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Mannanafnanefnd": Lembaga Resmi di Islandia yang Mengatur Nama Bayi Warganya

13 Juni 2025   23:25 Diperbarui: 13 Juni 2025   23:25 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iceland's Naming Committee  (Sumber: icelandmonitor.mbl.is)

Di banyak negara, memberi nama bayi adalah momen penuh kebebasan dan kreativitas bagi orang tua. Nama bisa diambil dari mana saja entah dari bahasa asing, nama tokoh, bahkan kata-kata unik yang punya makna khusus. Tapi hal ini tidak berlaku di Islandia. Di negeri mungil yang terkenal dengan gunung es, aurora borealis, dan pemandangan alamnya yang menakjubkan, memberi nama pada bayi justru harus melalui proses yang sangat ketat.

Di sana, ada lembaga resmi bernama Icelandic Naming Committee atau Mannanafnanefnd. Sejak berdiri pada 1991, komite ini punya satu misi utama yaitu menjaga keaslian bahasa dan budaya Islandia melalui nama-nama warganya. Bukan hanya soal estetika, tapi soal mempertahankan identitas nasional lewat hal sekecil nama.

Setiap nama yang diajukan orang tua untuk anaknya harus memenuhi sejumlah kriteria. Nama itu harus sesuai dengan kaidah bahasa Islandia diantaranya mudah diucapkan, dapat ditulis dengan alfabet Islandia, dan bisa dikonjugasikan sesuai tata bahasa mereka. Nama juga tidak boleh merendahkan, mempermalukan, atau berpotensi membawa beban sosial bagi anak yang kelak menyandangnya.

Sebagai contoh, nama Lucifer pernah diajukan dan ditolak. Alasan komite sederhana, nama itu punya konotasi negatif dan dikhawatirkan menimbulkan masalah sosial bagi si anak di kemudian hari. Lalu ada juga kasus Blaer, seorang gadis yang namanya semula ditolak karena dianggap nama laki-laki. Akibatnya, selama bertahun-tahun di dokumen resminya hanya tercantum "Stlka" (gadis). Kasus ini bahkan berlanjut hingga meja hijau sebelum akhirnya pengadilan memutuskan nama Blaer boleh digunakan.

Menariknya, komite ini bukan sekadar menolak nama-nama modern atau asing. Mereka justru sering mendorong orang tua untuk menggali nama-nama klasik Islandia, seperti yang berasal dari mitologi, legenda, atau puisi lama. Dengan cara ini, bahasa Islandia yang sudah berusia lebih dari seribu tahun tetap hidup, dan tradisi penamaan tetap terjaga.

Iceland's Naming Committee (Sumber: icelandmonitor.mbl.is)
Iceland's Naming Committee (Sumber: icelandmonitor.mbl.is)

Proses pengajuan nama biasanya dilakukan dalam enam bulan pertama usia bayi. Orang tua mengirimkan permohonan, dan komite akan memutuskan dalam beberapa minggu. Jika nama ditolak, orang tua bisa mengajukan banding atau memilih nama lain yang sudah disetujui.

Aturan ini menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat Islandia. Sebagian besar warga tua mendukung, karena mereka melihat aturan ini sebagai benteng terakhir budaya di era globalisasi. Sementara generasi muda ada yang merasa kebebasan pribadi mereka terlalu dibatasi. Bagi mereka, seharusnya orang tua punya hak penuh menentukan nama anak mereka.

Meski begitu, aturan ini tetap dijalankan. Islandia memang dikenal sangat serius dalam menjaga keaslian bahasa mereka. Bahasa Islandia hampir tidak berubah sejak masa Viking, dan mereka takut kalau membebaskan penamaan bayi begitu saja, bahasa mereka akan perlahan tercemar atau bahkan punah.

Di era modern ini, tantangan tentu semakin besar. Budaya global, media sosial, dan pengaruh luar masuk tanpa henti. Nama-nama dari luar negeri terdengar keren dan menarik di telinga generasi muda. Namun, komite penamaan tetap berdiri tegak menjaga batas, walaupun harus menghadapi kritik dari warganya sendiri.

Uniknya, kalau kamu berjalan-jalan di Islandia, kamu akan menemukan nama-nama orang yang nyaris seragam dalam hal struktur. Nama belakang mereka biasanya diambil dari nama ayah atau ibu dengan tambahan -son (untuk anak laki-laki) atau -dttir (untuk anak perempuan). Misalnya, anak laki-laki dari Jn akan bernama Jnsson, sedangkan anak perempuannya Jnsdttir. Sistem ini sudah jadi tradisi turun-temurun.

Mungkin ada yang bertanya, kenapa sampai sebegitunya mengatur nama? Jawabannya sederhana, bagi orang Islandia, nama bukan hanya identitas pribadi, tapi juga simbol kebanggaan kolektif. Nama adalah bagian dari upaya menjaga bahasa, tradisi, dan jati diri bangsa kecil mereka yang hanya berpenduduk sekitar 370 ribu jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun