Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memadamkan Kebencian di Bulan Penuh Rahmat

6 Mei 2019   06:16 Diperbarui: 6 Mei 2019   10:55 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ramadhan telah tiba. Di bulan yang suci penuh rahmat ini , kita sebagai makhluk Tuhan berharap bisa membersihkan jiwa untuk menuju ridaNya. Kekotoran-kekotoran jiwa yang selama ini mungkin mendekam di raga mudah-mudahan padam dan tak bangkit kembali . Hubungan silaturahim yang tergores dan terkontaminasi oleh hal-hal yang buruk bisa diperbaiki kembali. 

Hubungan dalam keluarga yang mungkin selama ini kurang harmonis layaknya di bulan ramadhan inilah dijadikan sebagai momen yang tepat untuk menyegarkannya. Apapun peran kita dalam keluarga, apakah sebagai orang tua, mertua, anak, menantu ataupun cucu layaknya saling mengoreksi diri. Padamkanlah sikap egois yang selama ini pemicu permasalahan dalam keluarga. 

Menantu yang mungkin tak menghormati mertua karena kesalahpahaman atau kehadiran orang ketiga, sewajarnya mempelajari kembali bagaimana adab kepada mertua. Kehadiran orang ketiga dalam suatu hubungan adalah penyebab hubungan baik menjadi rusak bahkan berlarut-larut. 

Memperbaiki semua itu tentunya harus didasari niat bahwa memang ada niat untuk memperbaiki. Dalam arti lain, jangan mengungkit-ungkit persoalan lama ketika dulunya masalah itu terjadi. 

Demikian juga dengan para ipar. Jangan terlalu mencampuri sesuatu yang bukan urusan kita. Jangan sebagai penambah bahan bakar agar gejolak itu tak semakin membara. Saudara ipar alangkah baiknya berperan sebagai penawar bukan sebagai pemicu.

Hubungan yang baik dalam suatu keluarga akan menambah kenikmatan dalam menjalani peran masing-masing. Sakit hati dan emosi tak terkendali berpotensi untuk menyebabkan timbulnya penganiayaan baik secara fisij maupun mental. 

Bahkan sering terdengar juga di era modern ini ada yang menggunakan tenaga santet kepada anggota keluarga lainnya karena rasa sakit hati. Semua itu bisa saja terjadi karena pemahaman terhadap agama yang dangkal.

Demikian juga dalam kehidupan bermasyarakat. Yang harus dimiliki adalah berusaha memadamkan semua hal buruk yang memicu perselisihan. Ramadhan adalah bulan penuh rahmat untuk meninggalkan semua hal yang berdampak pada semua bentuk perselisihan. 

Apapun yang manusia niatkan ataupun lakukan baik yang tersembunyi ataupun nyata, sebagai makhluk Tuhan kita wajib meyakini bahwa semua itu dilihat dan dicatat oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Jika masih ada rasa meremehkan terhadap segala sesuatu yang menjadi kuasa Tuhan, sudah saatnya memberi pertanyaan kepada diri sendiri, sanggupkah diri menghalangi mati atau menghalangi bencana yang terjadi di alam ini?

Bulan ramadhan, mari jadikan sebagai bulan untuk memadamkan semua bentuk kebencian dan dusta . Dan mari kita berdoa dan berjuang semoga kebencian dan dengki hati antar sesama sirna selamanya menuju hidup penuh tata krama dan saling menghargai.

*

Tampunik, 06 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun