Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Menuangkan isi pikiran sebatas kemampuan di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menunggu Bahagia

26 Oktober 2017   05:57 Diperbarui: 26 Oktober 2017   06:00 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kebencian yang berlarut-larut

Lebih baik  dikristalkan lalu dibuang

Di tempat yang pantas untuknya bersemedi

Asal jangan dalam diri kembali lagi

Perilaku natrium dalam air

Tentunya bisa dijadikan pedoman

Lalu lihatlah emas dalam air

Tenang dan bersahaja

Pertengkaran itu meresahkan

Terkadang membuang waktu

Haruskah selalu berdebat di situ

Tunggulah saatnya datang kebahagiaan

Tampunik, 26 Oktober 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun