Mohon tunggu...
Zulfadli_K A
Zulfadli_K A Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Game

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Analisis Realis dalam Jatuhnya Rudal di Negara Polandia, Dua Penduduk Sipil Tewas

17 November 2022   09:02 Diperbarui: 17 November 2022   09:07 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Realisme merupakan salah satu teori dalam ilmu hubungan internasional yang memiliki ciri khas dengan memantapkan statement atau pola pikir mereka mengenai ke anarkisan pada setiap aktor internasional dan selalu memprioritaskan pentingnya suatu kekuasaan. 

Realisme berpendapat bahwa negara merupakan inti pokok dari hubungan internasional, sehingga aktor-aktor lain seperti organisasi internasional juga individu memiliki kekuatan atau power yang terbatas dalam mengelola suatu tatanan negara. 

Awal mula terciptanya teori realisme dikarenakan adanya sifat prasangka manusia. Kemudian dari sifat prasangka tersebut, melahirkan sifat egois dan keagresifan dari manusia yang timbul ketika terjadinya keanarkisan pada dirinya. 

Sehingga dalam politik internasional tabiat suatu negara dapat mereflesikan akhlak atau watak manusia yang dimana suatu pemimpin negara dalam memanifestasikan politik internasional. Berbeda dengan liberalisme yang selalu mementingkan adanya kebebasan, teori realisme selalu mengutamakan adanya sifat kompetitif serta konfliktual dari setiap aspek yang memenuhi suatu identitas negara seperti: politik, masyarakat, budaya dan lain sebagainya. 

Bagi kaum perspektif realis, intensi dalam teori realisme adalah selalu mengedepankan kontinuitas suatu negara dengan mewujudkannya melalui tanggung jawab bukan melalui dengan prinsip-prinsip integritas tradisional. 

Dewasa ini, telah kita tahu bahwasanya pada tanggal 24 Februari 2022 merupakan titik puncak dari persengketaan antar Russia dan Ukraina yang belum selesai pada tahun 2014 lalu, sehingga berita peperangan antar aktor negara Russia VS Ukraina telah menjadi pusat perhatian aktor internasional. 

Awal mula penyebab konflik Rusia-Ukraina ini sudah terjadi tepatnya pada tahun 2014 silam. Pada tahun 2014, telah berlangsung peristiwa yang terjadi di Ukraina. Isi dari peristiwa tersebut yaitu, Ukraina menolak supremasi dari Rusia dan memutuskan untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO (North Atlantic Treaty Organization). Dan pada tahun 2018, Ukraina berhasil bergabung dengan NATO. NATO merupakan sebuah aliansi yang berkecimpung khusus pada aspek politik dan militer internasional yang terdiri dari negara-negara bagian Eropa dan Amerika Utara. Tindakan yang tunjukkan oleh Ukraina telah membuat Russia merasa Security Dilemma sehingga pada bulan Oktober 2021 lalu, Rusia mulai mengasingkan pasukan dan peralatan militer di dekat perbatasan Ukraina sehingga dapat memicu adanya potensi untuk melakukan invasi terhadap Ukraina. 

Kabar terbaru yang terjadi pada 16 November 2022, diketahui adanya rudal yang jatuh ke Polandia dan menewaskan 2 warga sipil. Tepatnya ke sebuah desa kecil bernama Przewodow, Polandia Timur, yang terletak hanya 6 kilometer saja dari perbatasan dengan Ukraina. Dunia pun sempat dibuat geger akan hal ini, sebab dalam kondisi sekarang, perjamuan akbar KTT G20 baru saja dibuka di Bali, Indonesia. Sontak saja para pemimpin dunia yang ikut di dalam G20 dan aliansi NATO dan G7 melakukan rapat darurat untuk mengonfirmasi dan menindaklanjuti perihal rudal yang diduga nyasar dan jatuh ke Polandia hingga menyebabkan korban jiwa. Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Italia, Jerman, Belanda, Prancis, dan perwakilan negara-negara Uni Eropa. 

Awalnya, dunia mengira bahwa Rusia telah sengaja menjatuhkan rudal ke Polandia sebagai bentuk ancaman serta pertanda akan adanya Perang Dunia ke 3. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, ada dugaan yang cukup kuat bahwa bukan Rusia yang menembakkan rudal tersebut, tetapi Ukraina. Dikatakan bahwa rudal tersebut memanglah buatan Rusia, namun Ukraina yang melakukan peluncuran rudal tersebut, disinyalir sebagai penghalau rudal dari Rusia. Pihak-pihak dari Polandia, Rusia, Ukraina, dan NATO juga sedang melakukan investigasi lebih lanjut mengenai hal ini. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan pesannya pada KTT G20 mengenai rudal yang jatuh ke Polandia merupakan milik Rusia. Namun dari data-data terkini yang diselidiki oleh Polandia, tidak ditemukannya bukti bahwa Rusia yang meluncurkan rudal tersebut, pernyataan ini justru menyudutkan negara Ukraina yang dekat dengan perbatasan tempat jatuhnya rudal tersebut. NATO pun membela dan tetap menuduh Rusia sebagai dalangnya. Ia membenarkan apa yang dilakukan oleh Ukraina, yaitu melindungi kedaulatan negaranya dari serangan rudal milik Rusia. Namun naas, rudal tersebut jatuh di Polandia dan menyebabkan korban jiwa. 

Dari pemberitaan ini, kita bisa kaitkan dengan Teori Realisme Klasik, yang mana negara bertindak sebagai aktor untuk menjalankan hubungan luar negerinya serta perlindungan dari ancaman bahaya negara lain dengan menggunakan sistem persenjataan. Di lain sisi, teori realisme klasik juga selalu mengedepankan pertahanan dan keamanan negara merupakan kewajiban absolut, sehingga tak tanggung-tanggung apabila mereka menggunakan sistem persenjataan untuk melindungi negaranya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun