Mohon tunggu...
Zulaifah Putri A
Zulaifah Putri A Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 24107030088

hidung kadang kidding, kalau mau serius bilang ayah dulu

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ketoprak Sedap Malam : Sepiring Rasa, Segenggam Harapan"

13 Juni 2025   20:01 Diperbarui: 13 Juni 2025   19:21 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketoprak Sedap Malam (Sumber Foto : Zulaifah Putri A)

Saat aku jalan sore di kawasan Nitikan, Yogyakarta, angin semilir membawa aroma kacang dan bawang goreng yang menggoda. Aku menoleh ke kanan dan melihat sebuah warung sederhana dengan papan nama bertuliskan "Ketoprak Sedap Malam". Tanpa pikir panjang, aku pun mampir. Warung ini tampak sederhana, tapi dipenuhi aura hangat dan ramah. Aku memesan seporsi ketoprak dan langsung disambut oleh seorang ibu dengan senyum lembut. Namanya Bu Yanti, pemilik sekaligus peracik ketoprak Sedap Malam.

Ketoprak Sedap Malam bukan sekadar warung kaki lima biasa. Di balik setiap piring ketoprak yang disajikan, tersimpan kisah perjuangan, inspirasi, dan semangat tak kenal lelah dari seorang ibu yang ingin memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Sore itu, kami pun berbincang. Di tengah hiruk-pikuk kendaraan yang melintas dan suara pengunjung yang pulang bekerja, Bu Yanti bercerita banyak tentang perjalanan usahanya yang baru saja dirintis.

Bu Yanti memulai usaha Ketoprak Sedap Malam karena terinspirasi dari teman-temannya yang sudah lebih dulu terjun ke dunia wirausaha. "Saya lihat teman-teman saya bisa usaha sendiri, bisa mandiri. Akhirnya saya berpikir, kenapa saya nggak coba juga?" ungkapnya. "Awalnya saya binggung harus mulai dari mana, tapi setelah say acari tahu dan coba akhirnya bisa" ucapnya sambil melihat pelanggan yang mulai berdatangan. Dengan modal seadanya, ia memulai berjualan ketoprak bersama suaminya. Warung ini buka setiap hari, dari pukul tiga sore hingga sepuluh malam. Ia mengandalkan semangat, keberanian, dan rasa percaya diri untuk terus berjualan meski awalnya tak mudah.

Ketoprak yang dijual Bu Yanti memiliki beberapa varian menu, mulai dari ketoprak original dengan harga 12.000 per porsinya, ketoprak telur, hingga variasi lain yang dimodifikasi sesuai selera pelanggan. Meskipun terlihat sederhana, ketoprak racikan Bu Yanti punya cita rasa khas yang mengingatkan orang-orang pada masa lalu. "Banyak pelanggan yang datang karena rindu rasa ketoprak zaman dulu. Mereka bilang bumbunya pas, pedasnya mantap, dan porsinya mengenyangkan," kata Bu Yanti sambil tersenyum.

Target pasar Ketoprak Sedap Malam pun cukup luas. Meski berada di pinggir jalan, pelanggan yang datang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga orang tua. Justru, menurut Bu Yanti, pelanggan yang lebih dewasa sering datang karena rasa nostalgia. "Mereka kangen ketoprak kayak dulu waktu masih muda. Jadi mereka sering ajak anak-anaknya ke sini," tambahnya.

Untuk pemasaran, Bu Yanti tidak hanya mengandalkan pembeli yang datang langsung (dine in), tetapi juga melayani pesanan take away dan bahkan telah bergabung dengan platform GoFood. Dengan begitu, ia bisa menjangkau pelanggan yang tidak sempat mampir langsung ke warungnya. "Alhamdulillah, lewat GoFood juga lumayan, apalagi malam-malam biasanya banyak yang mager keluar rumah," ujarnya dengan sedikit tertawa.

Namun, menjalankan usaha tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Bu Yanti adalah kenaikan harga bahan baku, yang terjadi cukup sering. Ia menyadari bahwa kondisi pasar memang tak bisa diprediksi. Tapi, ia memilih untuk tidak menaikkan harga jual. "Kalau harga naik terus, kasihan pelanggan. Jadi saya akali dengan ngurangi porsi sedikit, tapi kualitas rasa tetap saya jaga," jelasnya.

Sumber Foto : Zulaifah Putri A
Sumber Foto : Zulaifah Putri A

Bu Yanti saat ini menjalankan usaha bersama suaminya, tanpa karyawan. Meski terasa berat, mereka berdua saling mendukung satu sama lain. Di balik semangatnya berdagang, ada dua anak kecil yang menjadi sumber kekuatannya. Anak pertamanya kini duduk di bangku kelas 1 SD, sedangkan anak keduanya baru berusia 3 tahun. "Saya jualan buat masa depan mereka. Biar mereka bisa sekolah, bisa hidup lebih baik dari saya," kata Bu Yanti dengan senyum manisnya.

Impian Bu Yanti sederhana namun penuh makna. Ia berharap Ketoprak Sedap Malam bisa terus ramai, sukses, dan bisa berkembang. Ia tak hanya ingin berjualan, tapi juga ingin memberikan rasa bahagia melalui makanan yang ia sajikan. Menurutnya, makanan bukan hanya soal kenyang, tapi juga soal kenangan dan kehangatan.

Sebelum aku pamit, Bu Yanti sempat memberikan pesan yang sangat menyentuh, terutama untuk anak-anak muda yang ingin mencoba berwirausaha. "Kalau kamu punya niat usaha, jangan takut. Hadapi dengan senang hati. Masalah itu pasti ada, tapi kalau kita jalaninya dengan ikhlas dan sabar, pasti ada jalannya," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun