Mohon tunggu...
zuhdi ilham nadjir
zuhdi ilham nadjir Mohon Tunggu... Penulis - buruh tulis

cuman buruh tulis yang hoby filsafat dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Jembatan Waktu

13 Maret 2024   01:35 Diperbarui: 13 Maret 2024   08:32 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Collage by Laura Makabresku

Setiap kali seseorang memanggil kita dalam ingatannya, itu menyentuh jejak yang telah kita tinggalkan dalam diri mereka. Saat itu terjadi, kita merasakan panggilan yang lembut dari masa lalu, memori-memori yang bersembunyi dalam lipatan-lipatan pikiran. Bahkan ketika jarak memisahkan dan waktu berlalu, jejak kita tetap terjaga, tak terhapuskan oleh arus waktu yang tak kenal belas kasihan.

Setiap momen yang dibagikan bersama, setiap kata yang terucap, adalah bagian dari identitas kita yang melekat pada mereka. Ini adalah pengalaman yang sangat intim, di mana keberadaan kita masih terasa meskipun fisik kita mungkin berjauhan. Bahkan saat jarak memisahkan, ingatan akan kita masih hidup dalam pikiran mereka, menunggu untuk dipanggil kembali dan dihidupkan kembali.

Keajaiban dari ingatan adalah kemampuannya untuk membawa kita kembali ke masa lalu, melalui jarak dan waktu. Ingatan tentang kita berlayar melintasi lautan kenangan, melewati puncak dan lembah pengalaman hidup. Bahkan jika puluhan tahun telah berlalu dan ribuan mil memisahkan, ingatan akan kita tetap kokoh, seperti mercusuar yang menuntun jalan kepada nahkoda. 

Ingatan membantu kita ketika kita merasa terasing atau kehilangan arah. Ketika kita terjebak dalam kesepian atau kekosongan, ingatan tentang orang-orang yang mencintai kita dan momen-momen bahagia yang telah kita bagi membantu kita merasa terhubung dan diakui. Mereka pilar-pilar yang menopang kita dalam saat-saat sulit, mengingatkan kita bahwa kita bukanlah sendirian di dunia ini.

Dalam kesedihan dan kebahagiaan, ingatan akan kita menjadi penghiburan dan penyemangat. Saat kita meratapi kehilangan atau kegagalan, ingatan akan momen-momen indah bersama membawa senyuman ke bibir kita. Begitu juga, dalam kebahagiaan kita, ingatan tentang dukungan dan kasih sayang dari orang-orang yang peduli menjadi bagian dari kenikmatan dan kepuasan yang kita rasakan.

Namun, ada juga ketakutan yang dalam bahwa jika seseorang lupa tentang kita, maka bagian dari siapa kita akan hilang. Ketika ingatan tentang kita memudar, itu seperti kehilangan sepotong dari diri kita sendiri. Karena itu, kita merindukan kehadiran abadi di pikiran dan hati orang-orang yang kita cintai, memastikan bahwa jejak kita akan tetap ada bahkan setelah kita pergi.

Ingatan adalah warisan kita, melekat pada mereka yang kita tinggalkan, dan menjadi cara bagi kita untuk hidup selamanya di hati orang lain. Sebagai penjaga ingatan, kita menyimpan kisah-kisah yang berharga, menceritakannya kembali dalam kenangan yang indah, dan memastikan bahwa kita tidak pernah benar-benar hilang dari dunia ini.

Meskipun tubuh kita mungkin telah berpulang, namun jejak-jejak keberadaan kita tetap hidup, terus memancarkan cahaya dalam kegelapan yang mengelilingi kita. Dan dalam setiap momen yang diingat, kita menemukan keberadaan yang tak terlupakan, sebuah kebenaran yang abadi bahwa kita tidak pernah benar-benar hilang, selama ada yang masih mengingat kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun