Mohon tunggu...
Zuhda Mila Fitriana
Zuhda Mila Fitriana Mohon Tunggu... Dosen - Education enthusiast

Nothing much, a citizen who loves to live her life

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mimpi dan Imajinasi

3 Desember 2014   04:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:11 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mimpi adalah hal yang mendasari kita mengejar banyak hal dalam hidup, membuat hidup menjadi lebih hidup. Mimpi terkadang diasosiasikan dengan imajinasi. Bahkan tak jarang mendengar " Mimpi kamu!" saat sedang berdiskusi tentang sebuah impian, dimana kata tersebut memiliki kecenderungan untuk dimaknai secara negatif. Hal tersebut membuktikan jika mimpi dan imajinasi memiliki sebuah kesamaan, tentang cita-cita. Untuk pendapat tersebut, saya pribadi kurang setuju. Mimpi dan Imajinasi adalah dua hal yang berbeda, sekalipun batasan yang ada sangat tipis sekali.

Mimpi merupakan sebuah cita-cita, yang kita tahu proporsi probabilitas yang melingkupinya. Apa, Kapan, dan Bagaimana untuk menuju kesana kita dapat mengimajinasikannya bahkan menuangkannya dalam bentuk rangkaian kerja harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Mimpi adalah hal yang tampak jelas dan dekat untuk diwujudkan, dan segalanya hanya tentang waktu.

Sebaliknya, imajinasi adalah khayalan. Sebuah angan-angan yang tergambar tanpa ada kejelasan. Apa, tampak sangat jelas, namun bagaimana dan kapan akan diwujudkan secara keseluruhan masih tampak samar. Bahkan, ketika akan dilakukan rangkaian kerja untuk menujunya, hal tersebut masih jauh dari mungkin.

Untuk itu, mari kita mulai menentukan mana yang termasuk mimpi dan imajinasi. Letakkan pada kotaknya masing-masing, dan kemudian tentukan langkah berikutnya. Sekalipun mimpi yang sudah terangkai tidak berjalan sebagaimana mestinya, paling tidak hal tersebut membuat kita menanti mentari esok hari, menanti petang yang kemudian mengganti, dan menanti masa depan. Bagaikan sebuah dinamo penggerak mesin kapal untuk terus melaju, menepis ombak dan melawan laju angin untuk sebuah tujuan yang tampak jelas.

Bermimpilah setinggi langit, perjuangkan, maka jika gagal kau sudah tahu rasanya berusaha dan kau pun akan paham suatu bentuk perjuangan.

Selamat Malam. Pare 2 Desember 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun