Mohon tunggu...
Zubairi
Zubairi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Artikel Ringan

Orang Kampung

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Toko Kelontong Madura Sang Penyelamat Kehidupan

1 Juli 2023   15:55 Diperbarui: 1 Juli 2023   15:58 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Marketing.co.id

Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar "Toko Kelontong Madura"? Yak betul saja, toko kelontong Madura atau yang juga biasa disebut dengan Warung Madura adalah toko sembako yang hampir saja tidak tutup selama 24 jam, penjaganya tak jarang memakai sarung, juga tak jarang sambil dan sering menelpon. 

Banyaknya orang Madura yang merantau ke luar Madura untuk membeli dan menjadi penjaga warung madura, sudah tak sedikit sukses. Yang awalnya tidak punya mobil, belum mampu memperbaiki rumahnya dan lain-lain kini sudah mampu dan memperbaikinya. Dari sini kita paham, bahwa toko Kelontong Madura adalah penyelamat kehidupan. 

Bagaimana selanjutnya, di sektor lini yang lain? Mari simak di bawah ini. 

Toko kelontong Madura jadi penyelamat di berbagai aspek

Hidup adalah suatu perubahan. Jika tidak di atas, ya turun. Toko kelontong Madura juga begitu. Sebab, itu adalah salah satu sebuah usaha. Kalau tidak untung, ya rugi. Bukankah risiko hidup memang begitu, Zilong? 

Tapi, tak perlu mungkar. Adanya toko kelontong Madura adalah penyelamat orang Madura, khususnya mereka yang tingkat ekonominya menengah ke bawah. Tenang, saya akan memaparkan fakta-fakta itu, bahwa itu adalah benar. 

Pertama, pelarian bagi mahasiswa yang belum dapat pekerjaan. 

Banyak orang di sekitar saya yang telah lulus kuliah. Tapi, banyak pula yang belum dapat pekerjaan. Tentu, faktornya adalah minimnya lapangan kerja dan pekerjaan yang upahnya menjanjikan di Sumenep. Contoh, setelah lulus kuliah S1, belum nemu pekerjaan. Maka, merantau menjaga toko kelontong Madura. Ya ngapain tinggal di rumah, lulus wisuda tanpa kerja, stigma orang: kuliahnya gagal. Ngeri memang. Tapi, begitulah anggapan orang desa pada mahasiswa. 

Kedua, pengangguran jadi punya pemasukan. Tua atau muda, di Madura juga memiliki orang yang nganggur. Nganggur di rumah, dalam seminggu paling mentok dapat uang 300 ribu aja udah bersyukur. Yang jadi pengangguran giat hidup adalah ketika musim panen tembakau tiba, itu pun jika harga tembakau nggak anjlok. 

Bayangkan, betapa banyak anak muda di Madura yang menganggur? Sementara mereka manusia normal: ingin punya uang membantu keluarga dalam beberapa aspek kebutuhan hidup dan untuk bertahan hidup. Dan, menjaga toko kelontong adalah salah satu solusi terbaik untuk mendapatkan uang dari menganggur itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun