Mohon tunggu...
MARISSA
MARISSA Mohon Tunggu... Administrasi - Traveller

Jelajahi Dunia

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Secangkir Kopi di Lokomata Tana Toraja

6 November 2018   14:58 Diperbarui: 9 November 2018   16:02 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Lokomata pagi hari yang masih berkabut (dokumentasi pribadi)

Perjalanan tak terduga yang hampir 9 jam kami tempuh dari perwakilan bus di kota Makassar menuju Toraja, membawa kami menikmati keindahan alam yang masih segar dan belum tercemar polusi seperti di Ibukota.

Berawal dari perjalanan kami ke kota Makassar untuk sebuah pekerjaan, seorang rekan bercerita tentang adat ma'nene yang sedang berlangsung di tana toraja tepatnya di lokomata. 

Ma'nene merupakan adat mengganti pakaian jasad leluhur yang disemayamkan di dalam peti tempat pekuburan. Sebuah adat yang kata orang sebuah upacara bukti cinta yang sesungguhnya. Cinta anak terhadap orangtua, cinta keluarga terhadap jasad leluhur mereka. Ritual tersebut merupakan acara yang digelar tiga tahun sekali.

Mengingat acara tersebut termasuk acara yang jarang diselenggarakan dan bertepatan kami sedang berada disana, tanpa piker panjang kami memutuskan untuk melihat acara tersebut. Sebelum berangkat ke makassar kami tidak punya rencana pergi ke toraja. Kami hanya berencana seselesainya pekerjaan kami akan menghabiskan waktu di sekitar makassar. 

Menikmati keindahan pantai losari dimalam hari sembari menikmati pisang epek, atau acara kuliner menikmati konro karebosi dan pisang ijo khas kota makassar.

Pukul 4 sore setelah kami selesai pekerjaan kami, kami lantas memesan jasa transportasi untuk mengantar kami ke sebuah hotel yang telah kami pesan sebelumnya. Setelah kami chekin dan menaruh barang barang kami, kami bergegas bersiap menuju perwakilan bus di kota Makassar menuju Toraja. Jam 8 malam kami sampe disana. Memesan 2 tiket bus, dan menunggu hampir 30menit.

dokpri
dokpri
Akhirnya bus membawa kami dalam perjalanan panjang yang kami tempuh. Melewati jalan yang tidak terlalu lebar nan berkelok kelok, melewati pepohonan tinggi yang luas, sesekali melihat rumah penduduk yang kemudian kembali ke pepohonan yang rindang.

Musik nostalgia yang menemani perjalanan kami, dan suara ibu ibu yang mabuk perjalann karena tidak tahan dengan lamanya perjalanan.

Menyandarkan kursi bus sedikit kebelakang, memakai selimut seadanya sembari menutup telinga rapat rapat agar tidak mendengar suara tetangga yang mabuk perjalanan. Sesekali aku melihat sekitar jalan yang telah kami lalui.

Gelap dan secercah cahaya dari pantulan bulan yang bercahaya diatas langit sana.

Kembali mencoba memejamkan mata berharap ketika mata terbuka perjalanan telah menghantar kami ke tempat tujuan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun