Mohon tunggu...
KKN UMP Desa Mojosari
KKN UMP Desa Mojosari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa KKN UMP 2024

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Program Ecobrick dalam Rangka Mengatasi Sampah Anorganik di Desa Mojosari

16 Maret 2024   20:03 Diperbarui: 16 Maret 2024   22:10 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1.1 (Timbulan Sampah)/dokpri

            Masalah sampah sampai saat ini masih menjadi perhatian besar oleh pemerintah dan masyarakat. Berdasarkan hasil dari penginputan data di situs website SIPSN yang dilakukan pada 112 kabupaten atau kota se-Indonesia pada tahun 2023 diperoleh timbulan sampah 18.081.278,88 ton per tahun.  Sedangkan masalah sampah yang baru terkelola hanya 66,92% sehingga masih ada 33,08% yang masih belum terkelola dengan baik. Angka tersebut belum bisa dibilang kecil karena jika ditotalkan maka terdapat 5.981.606,75 ton per tahun 2023 sampah yang belum bisa dikelola.

            Masalah sampah juga terjadi di Kabupaten wonosobo, dimana sampah-sampah yang dihasilkan oleh kepala keluarga masih belum menemukan titik terang. Berdasarkan data dari situs website SIPSN bahwa sampah di Wonosobo mencapai angka 135.767,88 ton per tahun

            Hasil tersebut masih cukup tinggi untuk produksi sampah di setiap rumah tangga. Menjadi perhatian besar bagi pemerintah dan masyarakat wilayah tersebut untuk mengelola sampah agar tidak menjadi limbah dan merusak lingkungan nantinya. Karena berdasarkan data yang ada didapatkan bahwa penghasil sampah terbesar dari rumah tangga yang mencapai 50% dari sumber-sumber penghasil sampah lainnya.

Gambar 1.2  (Sumber Sampah)/dokpri
Gambar 1.2  (Sumber Sampah)/dokpri

            Dari jumlah sampah yang dihasilkan oleh Kabupaten Wonosobo berasal dari berbagai jenis sampah dari masyarakat dan oknum penghasil sampah lainnya. Terdapat beberapa jenis sampah yang dihasilkan pada tahun 2023, paling besar kedua yaitu sampah plastik. Menurut data dari SIPSN bahwa 15% dari total sampah berasal dari plastik. Plastik yang tidak bisa terdaur ulang dan terurai butuh waktu yang lama justru menduduki posisi kedua sebagai sampah terbanyak yang dihasilkan. 

Hal tersebut menjadi perhatian besar dan menimbulkan rasa khawatir jika terus menerus dibiarkan. Penelitian yang telah dilakukan oleh Babaremu (2022) menyatakan bahwa plastik memerlukan waktu hingga seribu tahun untuk dapat terurai. Sehingga kita sebagai generasi muda dan bagian dari masyarakat harus memberikan perhatian penuh untuk mengatasi hal tersebut.

            Langkah yang dapat meminimalisir dan menekan jumlah sampah yang ada dengan menggunakan inovasi ecobrick. Sampah plastik termasuk sampah yang sangat sulit dilakukan penanganan secara reuse dan reduce. Sehingga penerapan ecobrick pada sampah plastik bisa menjadi jalan baru untuk utilisasi sampah-sampah selain mengirim sampah ke landfill dan dilakukan pembakaran. 

Ecobrick adalah salah satu cara untuk mengelola dan mendaur ulang sampah plastik menjadi produk yang lebih bermanfaat. Pelaksanaan ecobrick selain untuk mengurangi sampah juga memiliki manfaat dari segi fungsional dan segi ekonomis. Dari segi fungsional dapat memproduksi barang yang memiliki nilai jual. Sehingga produk-produk tersebut dapat di pasarkan.

            Upaya penanganan sampah plastik untuk mengurangi jumlah yang dihasilkan di wilayah Wonosobo terlaksana di salah satu desa yaitu Desa Mojosari. Sama halnya kabupaten, Desa Mojosari masih memiliki tugas besar dalam mengurangi sampah. Walaupun di desa tersebut sudah memiliki regulasi untuk semua sampah berhenti dan dikelola di rumah tangga itu sendiri, namun langkah tersebut belum benar-benar mengurangi sampah terutama sampah plastik. 

Sehingga inovasi dan ide baru dalam pelaksanaan ecobrick menjadi kursi dilaksanakan di desa tersebut. Pelaksanaan program ecobrick dalam rangka mengatasi sampah anorganik di Desa Mojosari berada di MI Mojosari dengan peserta 90 anak. Pada pelaksanaannya dibagi menjadi 3 tim yaitu kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 yang dilakukan selama 2 hari berturut-turut. Pada hari pertama adalah pembuatan ecobrick dan hari kedua sebagai finishing serta penilaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun