Badan yang utuh di berikan Tuhan dengan Cuma-Cuma kini disalahgunakan untuk mencapai kepentingan dirinya sendiri. Pada hal dia tahu agamanya mengajarkan bahwa melakukan hal yang bertentangan dengan agama itu dosa. Namun masih saja dia kerjakan. Mungkin di dalam hatinya Tuhan tidak tanpak dan tidak pernah muncul saat dia datang ke masjid-masjid atau bisa jadi di saat dia butuh Tuhan, Tuhan malah pergi dengan yang lain.
Hari demi hari telah dia lalui. Janji demi janji telah dia tebar dalam doa bahkan dalam sujud sekalipun. Tetapi jika hal itu datang, dia seakan-akan tidak bisa berpaling. Zikir, bahkan memekikkan nama Tuhan tetap saja hal itu terjadi pada dirinya. Dia hanya bisa pasrah memeluk dosa dengan erat dan menyesal tiada henti. Namun penyesalan itu tidak membuahkan hasil, maka terjadi lagi dan lagi. Diapun sambil berbicara sediri di atas sejadah " mengapa diriku seperti ini, seperti najis yang tidak pernah di sucikan" begitulah gumam mulut pendosa yang tidak mau berusaha untuk memperbaiki segala yang ada.
Langkah-demi langkah, telah dia lalui sejuta senyum dan sejuta kemunafikan bersarang di dalam tubuh yang utuh.
Tuhan sebenarnya melihat bahkan duduk bersama di saat dia solat. Tapi sayang hati yang sudah tertutup dengan kenyamanan atas dosa lupa bahwa sebenarnya Tuhan sudah menyapa hambanya.
Terkadang manusia itu lupa dengan seseorang yang telah berjasa di dalam hidupnya. Sesama manusa saja lupa apa lagi dengan sang Maha Pencipta yang tidak ada rupa. Itulah manusia.