Mohon tunggu...
Ziqma Maratussholihah
Ziqma Maratussholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - I'm just an ordinary human

just for assignment

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Pengimplementasian Pendidikan Karakter Pada Siswa?

25 Februari 2022   22:47 Diperbarui: 25 Februari 2022   23:10 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada saat ini, pandemi Covid 19 sudah tidak asing lagi di kehidupan kita. Pandemi yang menyebabkan dampak besar di berbagai aspek kehidupan ini memang tidak bisa dikira-kira kapan berakhirnya. Salah satu aspek yang terdampak pandemi ini adalah Pendidikan. Dampak  dari pandemi ini bagi Pendidikan yaitu pembelajaran di sekolah yang mulanya tatap muka kini terpaksa berganti dengan pembelajaran jarak jauh. Meski di tahun pelajaran ini sempat digelar kembali pembelajaran tatap muka, tetapi baru-baru ini pemerintah menganjurkan sekolah untuk menerapkan kembali pembelajaran jarak jauh dikarenakan meningkatnya kasus varian baru Covid 19, yaitu Omicron. Dampak dari meningkatnya kasus Omicron ini, banyak sekolah yang ada di Indonesia terutama bagian Pulau Jawa terpaksa menerapkan kembali pembalajaran jarak jauh.

Pembelajaran jarak jauh (distance education) adalah pendidikan formal yang berbasis lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisah sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya. Secara sederhana, pembelajaran jarak jauh adalah pendidikan yang diajarkan dari jarak jauh, tanpa ruang kelas secara fisik. Historisnya, istilah dari pembelajaran jarak jauh terkait dengan program perguruan tinggi yang memungkinkan mahasiswanya belajar dari jarak jauh.

Dengan melihat kondisi Sekarang, pembelajaran jarak jauh tidak hanya berlaku bagi mahasiswa di tingkat perguruan tinggi, namun juga siswa sekolah menengah atas, menengah pertama bahkan siswa sekolah dasar. Pada dasarnya pendidikan jarak jauh merupakan metode dimana peserta didik dengan pengajar berada di lokasi yang berbeda, sehingga diperlukan sistem telekomunikasi yang interaktif untuk dapat terhubung satu dengan lainnya. Pada pembelajaran jarak jauh, peran teknologi sangatlah dibutuhkan, mengingat pembelajaran dilakukan secara daring atau online.

Meski Metode pembelajaran jarak jauh sebenarnya sudah ada jauh sebelum pandemi covid 19 melanda. Namun dengan adanya kondisi perubahan pola pendidikan ini tentunya sangat mempengaruhi kondisi psikologi pada anak, dan tentunya juga akan berdampak terhadap pendidikan karakter peserta didik. Pendidikan karakter tidak boleh diabaikan, lebih-lebih pada jenjang sekolah. Karena arus utama pendidikan karakter ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pendidikan.

 Pendidikan karakter merupakan aspek kebutuhan bagi generasi penerus bangsa, yang mencetak manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3 dikemukan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:2).

Pendidikan karakter juga dapat diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilainilai tersebut. Dalam pendidikan karakter di sekolah semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, di samping itu pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.

Kaitannya dengan pendidikan karakter, implementasi diartikan sebagai penerapan suatu kegiatan atau metode secara terus-menerus yang dilakukan oleh para pendidik terhadap peserta didik sebagai upaya terhadap pembentukan karakter peserta didik sejak usia dini, sehingga output yang dihasilkan dari pelaksanaan pendidikan karakter tersebut tidak lain penanaman dan pembiasaan nilai-nilai karakter terhadap diri peserta didik sehingga memunculkan sikap dan perilaku yang berkarakter mulia.

Namun menengok kembali kondisi saat ini, dimana dunia sedang menghadapi permasalahan global yakni, wabah Covid 19 yang berdampak pada perubahan pola pendidikan, yang mana mulanya pembelajaran tatap muka kini berganti pembelajaran jarak jauh rasanya tidaklah mudah untuk menerapkan pendidikan karakter pada siswa. bahkan untuk sekedar memahamkan para siswa sulit rasanya, karena semua dibatasi oleh jarak.

Lalu bagaimana untuk mengimplementasikan pendidikan karakter pada siswa jika pada kondisi saat ini dibatasi oleh jarak, padahal pemerintah dulu menyarankan pelaksanaan pendidikan karakter dengan cara mengintegrasikan ke dalam kegiatan sehari-hari melalui keteladanan dan pengkondisian. Mengintegrasikan ke dalam program sekolah dilakukan melalui kegiatan rutin di sekolah, kegiatan spontan, dan kegiatan insidental. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Implementasi pendidikan karakter juga dilaksanakan dengan membangun komunikasi sekolah dengan orang tua peserta didik dan juga kerjasama dengan lingkungan. (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:18).

Tentunya melihat permasalahan pendidikan karakter di masa pandemi ini, pemerintah tidak tinggal diam. Menurutnya dengan peserta didik harus belajar dan melakukan aktivitasnya di rumah hal ini bisa menjadi situasi yang baik untuk pengembangan pendidikan karakter di lingkungan keluarga. Rumah semestinya menjadi tempat yang baik dan bahkan lebih baik untuk melakukan pengembangan sikap karakter tersebut. Di sinilah orang tua mempunyai banyak waktu dalam membentuk anaknya agar memiliki karakter yang baik dan kuat.

Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter tak hanya guru yang bertanggung jawab, tetapi orang tua dan lingkungan sekitar juga ikut bertanggung jawab. Tentu orang tua harus menjadi seorang pendidik, menggantikan guru di sekolah, mengambil peran yang sentral sebagai life educator di rumah selama masa pandemi ini. Inilah saatnya kondisi yang baik ini diharapkan menjadi momentum penanaman hal yang positif bagi anak. Rumah harus kembali menjadi school of love. Rumah dibawah tanggung jawab ayah dan ibu mejadi tempat penanaman karakter yang kuat. Orang tua harus dapat memberikan rasa aman terhadap anak-anak agar mereka merasa dekat dan menjadikan orang tuanya sebagai role model yang pertama. (Anwar, 2013).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun