Mohon tunggu...
Zilly Rosa Zhahrina
Zilly Rosa Zhahrina Mohon Tunggu... Mahasiswa

Listening Spotify, Exploring and Scrolling TikTok

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Hafalan Doang, Belajar Seru Bareng Teori Konstruktivisme

26 September 2025   09:00 Diperbarui: 26 September 2025   16:06 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“ Eh kamu pernah nggak sih bosen banget dikelas gara-gara gurunya ceramah terus? “ Waduh sering banget! Rasanya kayak jadi robot yang cuma nyatet doang”. Nah ternyata ada cara belajar yang nggak bikin ngantuk kayak gitu, namanya teori konstruktivisme. Intinya belajar bukan Cuma nerima materi dari guru tapi kita sendiri yang aktif nemuin jawabannya. Jadi kayak main puzzle, kita susun sendiri kepingannya sampai ketemu gambar yang utuh 

Di teori ini guru tuh nggak lagi jadi pemain utama, tapi lebih kayak pelatih atau pemandu jalan. Misalnya, guru ngajak kita bikin eksperimen bareng,diskusi kelompok atau pura-pura jualan dikelas. Asyik kan? Jadi bukan Cuma dengerin tapi juga praktek langsung. Bayangin aja,belajar matematika sambil main jual beli pasti lebih nyantol daripada sekedar ngitung di papan tulis. Tokoh-tokoh psikologi kayak Piaget dan Vygotsky juga bilang kalau anak-anak bisa makin pintar lewat pengalan nyata dan interaksi sosial. Artinya ngobrol sama temen,kerja kelompok bahkan debat kecil soal jawaban,itu semua bikin otak kita jalan terus. Jadi belajar tuh bukan soal hafalan tapi gimana kita mikir,nyoba dan akhirnya paham. 

“Terus manfaatnya apa dong?”. Banyak bro! Pertama, kita jadi pusat belajar bukan gurunya. Kedua,kita belajar bareng teman jadi ada kerjasama tim. Ketiga, pelajaran nyambung sama kehidupan nyata,jadi gampang ngerti plus belajar jadi lebih nyantai nggak bikin deg-degan kayak tiap hari mau ujian.  Kalau mau jalanin cara ini, prinsip nya gampang kita harus aktif.Salah? nggak masalah! Justru dari salah itu bisa ngerti yang bener. Guru juga sebaiknya memberi masalah nyata buat dipecahin. Misalnya” Kenapa es dimeja bisa ada embunnya?”. Nah dari situ kita mikir,coba-coba lalu dapat jawabannya. 

Contoh gampangnya disekolah dasar,pas pelajaran IPA, kita diajak menanam biji kacang di gelas plastik. Tiap hari dilihatin,dicatet tdan dibandingkan. Atau mapel matematika guru bikin soal seperti” Putri beli es krim Rp 5.000, dia bayar 10.000 kembaliannya berapa?. Jadi kayak ;agi jajan beneran dim kantin,bukan sekedar soal angka. Jadi kesimpulannya,belajar dengan konstruktivisme itu kayak petualangan. Kita yang jalan,kita yang nemuin dan kita yang dapat pengalamannya. Belajar jadi nggak Cuma buat nilai tapi juga buat hidup sehari-hari. Jadi lain kali kalau guru ngajak eksperimen atau diskusi jangan malas siapa tau itu cara paling seru 

Daftar Pustaka:

Abdiyah, Lathifah., & Subiyantoro, Subiyantoro. (2021). Penerapan Teori Konstruktivistik Dalam Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar. ELSE (Elementary School Education Journal): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 5(2), 127–137.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun