"Likulli syaiin mi'yar" setiap sesuatu punya takaran dan Rasulullah itu "mi'yarun akhlak" beliau adalah parameter akhlak tertinggi,salah satu nya adalah saat Rasulullah mendengarkan orang lain bercerita beliau tidak pernah memotong pembicaraan orang lain dan akan selalu mendengar dengan seksama hingga akhir.Nilai ini menjadi dasar penting dalam komunikasi interpersonal,terutama dalam hubungan guru dan murid.Mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa memotong adalah bentuk penghargaan,kesabaran dan empati yang memperkuat ikatan emosional antar dua pihak,di era digital ini sangat banyak terjadi komunikasi secara daring,prinsip ini akan tetap relevan dengan memberikan ruang bicara kepada lawan bicara,tidak tergesa-gesa dalam membalas lawan bicara dan menjaga kesopanan dalam bentuk setiap komunikasi yang baik (akhlakul karimah) Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.
Saat saya wawancara Habib Ali Idrus bin Agil bercerita tentang guru beliau Al-Allamah Al-Arifbillah Al-Habib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Syech Abu Bakar Bin Salim,Habib Ali termasuk angkatan awal yang berguru pada Habib Umar di tahun 1994, beliau bercerita tentang banyak nya murid  yang tidak betah saat itu karna sangat sederhana nya kehidupan dahulu,kurangnya fasilitas dan kihudpan yang penuh keterbatasan maka banyak murid yang keluar diam-diam lalu saat mereka pulang dipanggilah mereka secara personal dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.
"Apakah makanannya tidak enak?"
"Apakah kamu tidak punya uang?"
Pertanyaan yang tampak sederhana ini justru menunjukan betapa beliau memahami muridnya tidak hanya sebagai pelajat,tetapi sebagai manusia yang memilik kebutuhan lahir dan batin.Beliau menempatkan bukan sekedar sebagai guru, tapi juga sebagai orang tua dan sahabat.
Kedua saya mendapati akhlak Habib Umar yakni hilm (sabar) dan sangat berempati dengan sesama, dalam komunikasi interpersonal empati dan emotional regulation adalah hal penting dalam memahami orang lain dan mengelola emosi diri dalam interaksi dengan orang lain,sifat hilm (sabar) adalah refleksi nyata dari kedua hal ini.Dikisahkan juga oleh Habib Ali saat mendeskripsikan guru nya yakni Habib Umar saat Habib Umar di datangi banyak orang dengan segenap masalah dan kesalahan nya.
'Habib Umar sering di datangi banyak tamu dengan seagala permasalah dan kesalahan,tapi beliau tetap melayanu tamu nya dengan senyum hangat dan menjadi pendengar yang baik,bagi mereka yang meceritakan kesalahan nya ke Habib umar beliau tidak langsung menyalahkan tapi memberi sindirian dengan sebuah hadis atau cerita orang sholeh dan cerita yang ada di dalam Alquran" ujar Habib Ali dengan senyum mengingat masa-masa beliau mondok bersama Habib Umar.
Ini adalah bukti nyata dari sifat hilm (sabar) akhlak yang tidak hanya menunjukan kesabaran,tapi juga kebijaksanaan dalam menyampaikan kebenaran.Dalam konteks komunikasi interpersonal,sikap ini menjadi refleksi dari kemampuan Habib Umar untuk membaca keadaan, dan meyampaikan pesan dengan cara yang paling efektif sekaligus paling manusiawi.