Mohon tunggu...
Zikri Aulia
Zikri Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari dan Pemulung Informasi

Manusia yang hobi mulung, mencari, memungut dan mengumpulkan informasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hampir Satu Abad: Perjalanan Panjang PLTA Lamajan Jawa Barat

19 Oktober 2023   23:51 Diperbarui: 24 Oktober 2023   15:19 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses PLTA Lamajan pada tahun 1924 (willemsmithistorie.nl).

Dalam kehidupan sehari-hari keberadaan listrik mempunyai peran yang sangat penting bagi manusia. Manfaat listrik bagi manusia cukup beragam, mulai dari sumber penerangan, memenuhi kebutuhan aktivitas rumah tangga, serta memenuhi kebutuhan skala industri. Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, yakni pada zaman pemerintahan Hindia Belanda.

Pada tahun 1905, Pemerintah Hindia Belanda memberikan izin kepada perusahaan yang bernama Bandoengsche Electriciet Maatsschappij (BEM). Tujuan utama di dirikannya perusahaan ini untuk membuat jaringan listrik di kota Bandung dan sekitarnya. Kemudian, pada tahun 1919 pemerintah Hindia Belanda menghapus perusahaan BEM, dan digantikan oleh Gemeenschappelijk Electriciteitsbedrijf Bandoeng en Omstreken (GEBEO) dengan cakupan daerah kerja yang meliputi, Bandung dan sekitarnya. Perusahaan GEBEO merupakan perseoran terbatas pertama yang mengusahaan kelistrikan termasuk pendistribusian tenaga listrik. 

Air merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Salah satu penggunaan energi air yang sangat potensial adalah untuk menghasilkan energi listrik. Pada tahun 1923 Pemerintah Hindia Belanda membentuk badan yang bernama Lands Waterkracht Hindia Bedriven (LWB), yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Air seperti, PLTA Pangalengan, PLTA Lamajan, dan PLTA Bangkok Dago. Perusahaan ini dibawah naungan perusahan GEBEO dan sumber mata airnya berasal dari sungai Cikapundung Jawa Barat.

Pada tahun 1924 di daerah Pangalengan Bandung Jawa Barat di bangun Pembangkit Listrik Tenaga Air Lamajan (PLTA). PLTA Lamajan terletak di Desa Tribaktimulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat. PLTA Lamajan di bangun dengan ketinggan 1025.25 diatas permukaan laut. Pembangkit listrik ini menggunakan sistem pemanfaatan aliran sungai Cisarua dan Cisangkuy Jawa Barat. atau disebut juga semi run off river. Pemanfaatan aliran ini ditandai dengan adanya (tandon/tengki) yang berada di sekitar wilayah PLTA Lamajan. Pemanfaatan sungai Cisarua dan Sungai Cisangkuy juga memiliki pemasukan (intake air) dan saluran untuk mengalirkan air menuju Lamajan.

Gambar 1.1 Para pekerja melakukan pembersihan kolom tengki secara berkala di PLTA Lamadjan (Sumber: Willemsmithhisthorie.nl).
Gambar 1.1 Para pekerja melakukan pembersihan kolom tengki secara berkala di PLTA Lamadjan (Sumber: Willemsmithhisthorie.nl).

Pemerintah Hindia Belanda menunjuk insinyur Belanda kelahiran Indonesia yang bernama Willem Beyerinc K, untuk merancang konstruksi pembangkit listrik tenaga air Lamajan Bandung Jawa Barat. Tujuan utama dalam pembangunan ini untuk memasok listrik ke beberapa daerah di Jawa Barat seperti Padalarang, Kosambi, dan Pangalengan. Kemudian, untuk memperlancar pembangunan konstruksi pembangkit tenaga listrik ini, Willem Byerinc K memesan mesin untuk pembangkit tenaga listrik dari perusahaan Belanda yaitu Smit Slikkerveer. Selain memesan mesin dari perusahaan Belanda Smit Slikkerveer, Willem Beyerinc K memesan mesin kepada perusahaan Heemaf Hangelo. Dikarenakan cuaca yang sangat buruk pada waktu itu dan mengakibatkan banjir pada bendungan yang sudah dibangun, pembangunan DAM dan pipa PLTA Lamajan Jawa Barat sempat mengalami penundaan. 

Gambar 1.2 Para insinyur Smit Slikkerveer yang berkontribusi membuat alat PLTA Lamajan 1924, Input sumber gambar, (Sumber: willemsmithhisthorie.nl).
Gambar 1.2 Para insinyur Smit Slikkerveer yang berkontribusi membuat alat PLTA Lamajan 1924, Input sumber gambar, (Sumber: willemsmithhisthorie.nl).
Informasi Teknis mengenai pembangunan PLTA Lamajan dapat dilihat sebagai berikut:
  • Tandon atau tengki penampung air

Tandon atau penampung air adalah tempat penampungan air untuk tenaga memutar turbin yang memiliki luas 8.000 m2 dengan daya tamping volume air 48.000 m3, serta tinggi tandon tersebut 6 m.

  • Terowongan


Terowongan adalah tempat keluar dan masuknya air tambahan dari sungai Cisarua. Setelah menerima air yang berasal dari sungai Cisarua, di proses oleh pembangkit listrik Pleangan melalui terowongan sepanjang 3 km. Terowongan ini memiliki kapasitas 2 terowongan dengan jarak tempuh 13,8 m3/detik.

  • Generator

Generator merupakan alat penghasil energi listrik. Dalam hal ini PLTA Lamajan memiliki tiga unit generator, generator generasi pertama dan kedua dibuat pada tahun 1924 oleh perusahan Belanda Smit Slikkerveer. Sedangkan generator generasi ketiga dibuat pada tahun 1933 oleh pabrik Heemaf Hangelo dan beroperasi pada tahun 1934. Ketiga generator tersebut memiliki daya 8.000. KVA dengan tegangan 6.300 volt.

Gambar 1.3 Generator generasi pertama yang dibuat oleh perusahaan Belanda Slikkerveer pada tahun 1924  (Sumber: willemsmithhisthorie.nl)
Gambar 1.3 Generator generasi pertama yang dibuat oleh perusahaan Belanda Slikkerveer pada tahun 1924  (Sumber: willemsmithhisthorie.nl)
Generator generasi ketiga yang dibuat oleh Hemaaf Hangelo pada tahun 1933, (Sumber  willemsmithhisthorie.nl)
Generator generasi ketiga yang dibuat oleh Hemaaf Hangelo pada tahun 1933, (Sumber  willemsmithhisthorie.nl)
  • Turbin

PLTA Lamajan memiliki tiga unit turbin power house, dengan kekuatan turbin sebagai berikut: head medium (h): 208 m, discharge (q): 3,9 m3/ detik, output (p): 6.61 mw, speed (n): 600 rpm, efficiency (eta), 83,1 %, runner (o): 1420 mm. Turbin hidraulik berhubungan erat dengan generator. Fungsi utama turbin tersebut yaitu mengubah energi air menjadi listrik.

Generator generasi ketiga yang dibuat oleh Hemaaf Hangelo pada tahun 1933, (Sumber: willemsmithhisthorie.nl)
Generator generasi ketiga yang dibuat oleh Hemaaf Hangelo pada tahun 1933, (Sumber: willemsmithhisthorie.nl)
  • Dam/Bendungan (Water Reservoir)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun