Mohon tunggu...
Zikra MiftahulJannah
Zikra MiftahulJannah Mohon Tunggu... Universitas Djuanda

Musik selalu punya cara sederhana untuk membuat jiwa berbicara

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Radio Pemerintah: Menjaga Relevansi Komunikasi Publik Di Era Digital

31 Agustus 2025   04:41 Diperbarui: 31 Agustus 2025   19:58 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital seperti sekarang, media sosial dan platform daring seolah menjadi pusat perhatian dalam arus informasi. Namun, siapa sangka radio—yang sering dianggap media “kuno”—masih memiliki ruang penting dalam komunikasi publik, terutama di instansi pemerintah. Pengalaman penulis magang di Bidang Radio Tegar Beriman 95,3 FM, Diskominfo Kabupaten Bogor, membuktikan bahwa radio tetap memiliki pendengar setia, sekaligus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.

Radio pemerintah hadir bukan hanya sebagai sarana hiburan, tetapi lebih jauh sebagai media komunikasi publik. Siaran seperti informasi kesehatan, perpajakan, hingga program olahraga menunjukkan peran radio sebagai saluran edukasi sekaligus penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Segmentasi pendengar memang didominasi kalangan dewasa hingga orang tua, namun keberadaannya tetap relevan, terutama bagi mereka yang tidak selalu aktif di media sosial.

Selama magang, penulis belajar bahwa produksi siaran radio bukan pekerjaan sederhana. Ada proses perencanaan, penulisan naskah, hingga eksekusi siaran yang menuntut kerja tim yang solid. Tidak jarang, kendala muncul: ide kreatif yang seret, rasa gugup saat dubbing, atau bahkan ketidakjelasan pembagian tugas. Tetapi justru di situlah letak pembelajaran penting: komunikasi efektif dalam tim menjadi kunci utama agar pesan bisa sampai ke publik dengan baik.

Yang menarik, radio kini tidak bisa berdiri sendiri. Integrasi dengan media digital—seperti Instagram dan platform streaming—menjadi strategi untuk memperluas jangkauan audiens. Dengan begitu, informasi tidak hanya diterima oleh pendengar tradisional, tetapi juga bisa menjangkau kalangan muda yang lebih aktif di media daring. Ini menegaskan bahwa radio tidak mati; ia justru beradaptasi.

Dari pengalaman ini, saya melihat bahwa radio pemerintah adalah contoh konkret bagaimana media tradisional bisa tetap relevan jika mau berinovasi. Radio bukan hanya nostalgia, melainkan medium komunikasi publik yang efektif, apalagi ketika dipadukan dengan kekuatan digital. Tantangannya sekarang adalah bagaimana terus menghadirkan konten yang kreatif, segar, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Karena pada akhirnya, komunikasi publik bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga membangun kedekatan antara pemerintah dan rakyatnya. Dan radio, dengan segala kesederhanaannya, masih mampu menjalankan peran itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun