Mohon tunggu...
Zika Amell
Zika Amell Mohon Tunggu... Wiraswasta - writerpreuner

Seorang wanita yang menyukai birunya laut serta hamparan awan yang memutih di kaki langit. Saat ini sedang mencoba mengukir asa di serangkaian diksi yang menjelma sebuah keindahan dalam lara. Jalin silaturahmi boleh di sini Add fb Zika Amell Follow IG @zika_amell

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Nara

27 Februari 2020   07:51 Diperbarui: 27 Februari 2020   07:53 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tolong ... Yah .... Aku mohon pada Ayah, jangan nikahkan aku dengan orang tua itu. Ayah tahu kan, sudah berapa anak gadis orang jadi istrinya. Mereka sebagai Ayahnya dililit hutang, lalu dengan paksa mereka mengawinkan putri-putrinya. Sekarang Ayah juga memaksaku menikah dengan kakek tua itu." Kali ini aku memelas, memohon dan bersimpuh di kakinya. Namun, Ayah tetap pada pendiriannya.

"Pokoknya besok kamu harus temuin Kakek Suparman, paham, hah ?! Ya Tuhan, kenapa dengan Ayahku? Kenapa beliau murka begini padaku?

Tanpa berkata apa-apa lagi, aku pun masuk ke kamar dan meringkuk di sudut tempat tidur. 

Luka ini terus menyayat hatiku. Perlahan ingatanku menerawang jauh, andai Ibu masih ada mungkin kejadiannya tidak akan jadi begini. "Tolongin Nara, Bu ...

Kesokan harinya, Suparman pun datang ke rumahku. Ia memandangku penuh nafsu seakan aku adalah mangsanya. Ayah dan si tua bangka itu telah memutuskan kapan dan tanggal berapa aku menikah. Sungguh malang nasibku hari ini. Kembali aku meratapi nasib sialku ini.

Berita bahwa Aku akan dinikahi oleh Suparman tersebar ke seluruh pelosok desa hingga tembus ke kota kecamatan. Sayup terdengar pula ke telinga Kak Nirwan, lelaki yang merupakan kakak kelasku. Waktu itu kami duduk di bangku SMA. Kebetulan aku dan Kak Nirwan termasuk teman dekat. Kak Nirwan selalu bersikap baik padaku. Kerap kali ia membantu menyelesaikan PR-ku.

Saat ini Kak Nirwan telah sukses dengan bisnis restorannya. Kak Nirwan terlahir dari keluarga kaya berbeda jauh denganku yang hanya terlahir dari keluarga miskin. Aku ingin sekali menemui Kak Nirwan, aku ingin meminta bantuannya siapa tahu ia bisa mengeluarkan aku dari masalah besar ini. Jujur, aku pernah menaruh hati pada Kak Nirwan. Aku juga tidak mengetahui apakah ia juga punya perasaan yang sama terhadapku.

Hari ini aku berencana pergi ke restoran Kak Nirwan. Sebenarnya aku ingin meminta bantuan atau jalan keluar apa saja darinya asalkan aku tidak jadi menikah dengan Suparman. Jarak dari rumah tidak terlalu jauh untuk mencapai kota kecamatan, cukup naik ojek saja sudah sampai ke tujuan.

Sesampai di sana, terlihat Kak Nirwan tengah serius memberi arahan kepada karyawan-karyawan di restoran. Tampaknya lelaki bertubuh tinggi itu sangat bijaksana menghadapi pekerja. Aku tak ingin menghabiskan waktu hanya menatap Kak Nirwan saja. Toh aku punya maksud lain kepadanya.

"Hai, Nar, apa kabar kamu? Lama nggak jumpa kita, ya?" Saat melihat ada aku di depan restoran, Kak Nirwan langsung menyapaku.

"Iya, baik, Kak Nir," ucapku lirih seolah ingin berkata jujur  padanya atas apa yang menimpaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun