Mohon tunggu...
Zika Amell
Zika Amell Mohon Tunggu... Wiraswasta - writerpreuner

Seorang wanita yang menyukai birunya laut serta hamparan awan yang memutih di kaki langit. Saat ini sedang mencoba mengukir asa di serangkaian diksi yang menjelma sebuah keindahan dalam lara. Jalin silaturahmi boleh di sini Add fb Zika Amell Follow IG @zika_amell

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dendam Gadis

22 Februari 2020   06:55 Diperbarui: 22 Februari 2020   06:49 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Dengan napas tersengal Gadis mencari-cari tempat untuk bersembunyi. Langkah seribu seolah menjadi pelindung dirinya. Jantung berdegup kencang, sorotan matanya tampak awas. Langkahnya seperti menuntun ia memasuki sebuah gudang lama tidak dipakai. Perlahan tubuh mungilnya menyelinap masuk ke kolong meja.

"Mau lari ke mana kamu, Nona manis?"

Suara seorang lelaki menggema di rongga pendengaran. Gadis dengan cepat beringsut lebih jauh dari tempat persembunyiannya. Tanpa sengaja ia menjatuhkan kardus yang bersinggungan dengan pundaknya. Oleh karenanya, sebuah tangan menghalau seluruh benda yang menghalanginya. Pria itu menemukan Gadis dan lagi-lagi ia menyeretnya. 

Tak menunggu waktu lama sehingga pria paruh baya itu mencengkram leher jenjang Gadis. Perempuan itu meronta, menghabiskan tenaga untuk melawannya. Namun usaha Gadis sia-sia. Dengan paksa pria jahanam itu menindih Gadis lalu setelah puas, tega menarik tubuh mungil itu sampai ke dekat jendela yang sebelumnya terbuka dan menjatuhkan perempuan itu tanpa merasa bersalah.

Sekilas tayangan demi tanyangan buruk tentang Gadis berlalu begitu saja di dalam pikiranku. Iya, sekarang sosok pucat pias itu tengah berdiri mematung di sebelahku. Sejak kecil aku terlahir indigo dan aku dapat merasakan perlakuan buruk terhadap makhluk astral di masa hidupnya. Pria bejad itu tidak lain adalah pamanku sendiri. 

Kejadian itu sudah sangat lama berlalu, sejak sepuluh tahun ini baru aku mengunjungi rumah pamanku. Gadis adalah perempuan yang bekerja di kantor Paman Miko sebagai sekretarisnya. Sebelumnya aku harus menyimpan rapat-rapat kebenaran ini sebelum akhirnya terungkap.

Perlahan suasana kamarku menjadi stabil, tidak seperti awal aku menginjakkan kaki ke sini. Dengan sendirinya angin berembus kencang disertai petir dan hujan lebat. Lampu hidup dan mati kemudian terdengar rintihan seorang gadis dengan suara berbisik minta tolong. Setelah kejadian aneh itu, bulu kudukku sempat meremang walaupun aku sudah terbiasa dengan hal gaib di sekitar.

"Milka, tadi papa kami nelfon paman, katanya kamu udah boleh pulang ke rumah. Kan papa kamu tiba di Jakarta hari ini."

Sekarang mendengar suaranya saja aku mereda sangat jijik apalagi harus mengurusnya seperti seminggu lalu.

Kali ini aku tidak akan segan mengungkapkan kebenaran si Miko pada Papa. Tapi, kenapa baru sekarang Mba Gadis menuntut balas atas perbuatan Miko padanya. Iya, karena selama ini tidak ada satu orang pun yang dapat melihat sosok gaib itu. Sekarang apapun caranya Pria tak berperasaan itu harus menerima akibatnya.

"Milka ... Milka .... Izinkan aku merasuki kamu. Aku ingin membalaskan dendamku pada lelaki yang kau sebut Paman Miko itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun