Mohon tunggu...
perang
perang Mohon Tunggu... -

Seseorang yang sedang belajar untuk menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Wani Piro Firman Utina?

31 Oktober 2012   04:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:11 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

WANI PIRO FIRMAN UTINA?

BOLA:  “Nama anda tercantum di timnas dan tim KPSI yang sama-sama mempersiapkan diri menghadapi piala AFF. Mengapa memilih tim KPSI yang ilegal, bukan timnas PSSI yang disahkan AFF?”

FU:“Semua pemain bangga menjadi pemain timnas, termasuk saya. Tapi persoalan bukan hanyaitu.Saya juga punya klub yang mengontrak saya. Kebetulan kebijakan klub berkompetisi di LSI yang berpayung kepada KPSI. Mereka menginstruksikan saya bergabung dengan tim KPSI. Sebagai    pemain profesional, saya harus menurut.”

BOLA:“Mengapa anda begitu tunduk kepada klub? Bukankah klub tidak bisa melarang keinginan pemain jika ingin membela timnas negaranya?”

FU:“Sebagai pemain profesional, saya dikontrak oleh klub dan wajib menaati aturan yang ditentukan klub. Mereka membayar saya dengan tinggi, saya harus konsekuen menaati kontrak itu”

BOLA:“Termasuk mengikuti kebijakan klub yang mendukung KPSI?”

FU:“Ya, itu merupakan konsekuensi logis yang harus saya ambil.”

BOLA:“Anda tak khawatir dinilai tidak nasionalis karena menolak timnas PSSI?”

FU:“Saya sudah membela timnas sejak tahun 2000. Saya selalu berjuang mati-matian demi Merah-Putih. Saya rasa jiwa nasionalisme saya tak perlu diragukan lagi.”

Itu adalah petikan komentar Firman Utinaketika diwawancarai oleh Tabloid Bola yang dipublikasikan pada edisi 29-31 Oktober 2012.

Membaca komentar tersebut, sontak saya hanya terperangah melihat tingkah seorang anak bangsa yang perkataannya dia memiliki nasionalis namun tingkahnya menyatakan sebaliknya. Bagaimana tidak? Dari ucapannya tersebut bisa kita katakan bahwa seorang Firman Utina hanya tunduk kepada klub yang membayarnya dengan tinggi tanpa memperdulikan panggilan tugas dari negara. Dan klub yang membayarnya itu berafliasi kepadaKPSI yang merupakan kumpulan dari orang pengkhianat bangsa.

Sungguh ironis memang, setelah penegasan dari AFC yang menyatakan bahwa hanya PSSI-lah yang berhak mendaftarkan pemainnya ke AFC Cup Tahun 2012, Firman Utina masih belum juga bisa melihat mana hal yang benar dan mana yang dianggap salah oleh AFC/FIFA. Di era teknologi dan informasi yang begitu canggih sekarang ini, sebetulnya Firman Utina dapat mencari informasi sebagai bahan pembanding untuk informasi yang diberikan sesembahannya KPSI. Dengan gaji dan kontrak selangit, Firman Utina bisa berminggu-minggu menyewa warnet untuk mencari informasi mengenai hal yang sebenarnya yang terjadi di persepakbolaan nasional saat ini. Namun mungkin hal ini tidak dilakukannya karena mata hatinya telah dibutakan oleh semboyan “wani piro”-nya KPSI atau dengan kata lain “siap membela yang bayar walaupun arahnya kejurang”.

Melihat mentalitas Firman Utina yang sudah begitu parahnya, sudah saatnya masyarakat Indonesia melupakan pemain sepertinya. Kita tidak bisa berharap banyak dari pemain yang diotaknya hanya duit dan duit sehingga merasa dirinya hanya perlu menghamba kepada kumpulan dari pengkhianat bangsa yang bisa memuaskan nafsunya akan duit.

Kita lebih membutuhkan jiwa dan semangat dari seorang pemain seperti Elie Aiboy, yang lebih mengutamakan panggilan negara dari pada klub. Meskipun secara fisik dia telah uzur namun dia tetap semangat untuk membela panji-panji bangsa Indonesia.

Dan juga terhadap Andik Vermansyah dan Taufik serta Diego Michel, kita harus mengapresiasikan semangat dan tekad mereka untuk membela laskar Merah-Putih walaupun cemooh dan hinaan menyertai perjuangannya tapi yakinlah bahwa seluruh bangsa Indonesia berada dibelakang mereka dan siap mendukung setiap perjuangan yang mereka lakukan dilapangan hijau.

Untuk Firman Utina, teruslah berada dalam lingkaran setan-setan pengkhianat bangsa dan semoga keputusanmu itu tidak anda sesali dimasa yang datang dan juga anak-cucumu kelak tidak malu dan bangga terhadap pilihanmu tersebut.

31 Oktober 2012

Salam perjuangan dari pulau paling barat di Nusantara !!


Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun