Mohon tunggu...
Faiz Ramadhan
Faiz Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Seorang mahasiswa yang mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Essai: Syi'ah Bahaya atau Tidak di Indonesia?

4 Agustus 2025   14:02 Diperbarui: 4 Agustus 2025   14:02 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asy'ariah, majalah islam Indonesia. Syi'ah di Indonesia

Berbicara tentang Indonesia, Indonesia merupakan rumah bagi populasi muslim terbesar di dunia, yakni berkeyakinan Sunni dengan mazhab mayoritasnya Asy'ariyah dan fiqih salah satu imam mazhab yakni Syafi'i. Indonesia juga merupakan negara maritim yang diapit berbagai pulau dan samudra, tentu hal ini memicu adanya keberagaman, apakah itu dari dalam maupun dari luar, salah satunya Syi'ah. Uniknya jumlah mereka tak diketahui dan tidak ada data pasti juga yang dapat dipercaya, namun meski begitu bukan berarti mereka tidak benar-benar ada di Indonesia

Syiah merupakan salah satu cabang utama dalam Islam selain Sunni. Di Indonesia, keberadaan Syiah bukanlah fenomena baru, melainkan telah hadir sejak masa Islamisasi awal di Nusantara. Beberapa sumber menyebutkan bahwa pengaruh Syiah telah masuk sejak abad ke-8 melalui jalur perdagangan dan dakwah, bahkan disebut-sebut telah menjadi paham resmi di Kesultanan Perlak, Aceh Timur, pada abad ke-9.

Jejak historis Syiah juga tampak dalam karya sastra seperti Hikayat Muhammad Hanafiyah, yang mengangkat figur penting dalam sejarah Syiah. Selain itu, perayaan Asyura di Sumatera Barat dan ritual Tabuik yang disebut-sebut menunjukkan adanya pengaruh kultural Syiah di wilayah tersebut.

Sejumlah kajian antropologis juga menegaskan bahwa bentuk fisik Tabuik dari replika peti berornamen tinggi hingga prosesi arak-arakan merupakan adaptasi lokal dari simbol peti jenazah Imam Husain, namun praktik ritualnya telah berubah menjadi bentuk pertunjukan tahunan yang tidak lagi mendalam secara teologis.

Masih dalam latar belakang yang sama, bahwa Indonesia ialah negara yang beragam budaya, sebagian orang membantahnya bahwasanya Tabuik hanya budaya biasa dan tidak ada sangkut pautnya dengan keyakinan tertentu, Wali Kota Pariaman, Sumatera Barat, Mukhlis Rahman menyatakan Pesta Budaya Tabuik yang dilaksanakan pemerintah setempat pada 11-23 September 2018 adalah agenda pariwasata bukan aliran Syiah.

Dengan demikian, pengaruh Syiah tidak hanya bertahan dalam dimensi teologis kelompok tertentu, namun beberapa berpendapat nafas-nafas itu membaur, menyerap ke dalam khazanah sastra dan budaya lokal Nusantara. Kendati demikian adanya, beberapa orang bersikukuh bahwa Syi'ah itu kesesatan yang nyata dalam Islam dan dapat merusak dari dalam jika masyarakat Indonesia tidak waspada, mereka berpendapat ini adalah masalah yang harus diselesaikan. (Almanhaj, 2014). 

Melihat kondisi bedanya beberapa pandangan yang ada, tentu hati kita bertanya, "Mengapa?" untuk itu penulis ingin mencoba menguraikan pendapat subjektif atas timpangnya pandangan yang ada, dan mencoba mencari  jalan tengah untuk keduanya, penulis juga akan memaparkan beberapa kasus di masa lampau dan kekinian yang relevan untuk dibahas serta sepak terjang panjangnya polemik Syi'ah di Indonesia

a.Identitas Mengenai Syiah

Untuk memulai pembahasan mengenai Syi'ah, pertama-tama penulis ingin memaparkan sejarah singkat mengenai Syi'ah itu sendiri, siapa mereka dan bagaimana mereka bisa menyebar. 

Identitas didefinisikan sebagai pemahaman tentang siapa kita dan siapa orang lain, termasuk bagaimana kita dipahami oleh orang lain. Identitas ini terbentuk dari hubungan antara kesamaan dan perbedaan, serta dapat berubah-ubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun