Singkong mengandung empat kelompok zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Manfaat singkong terutama pada karbohidratdan lemak yang
merupakan sumber bahan bakar utama tubuh untuk produksi energi. Sebagai bahan pangan sumber karbohidrat, melalui pengembangan industri, ubi kayu dapat diolah melalui proses dehidrasi dengan produk berupa ubi kayu, keripik, pelet, tapioka, dan ubi kayu. Industri yang proses hidrolisisnya melibatkan produk seperti gula invert, sirup frukto satinggi, dekstrosa, maltosa, sirup glukosa dan sukrosa.Industri dengan proses fermentasi, dimana produknya berupa asam asaseta butanol, aseton, asam laktat, asam sitrat, monosodium glutamat dan gliserin.
Sedangkan untuk produk olahan, singkong segar dapat digunakan untuk membuat produk olahan dan makanan kaleng langsung dari bahan bakunya. Produk olahan langsung terdiri dari produk olahan kering seperti keripik singkong dan kue singkong serta produk olahan semi basah seperti bando, getuk dan makanan tradisional lainnya. Pada produk kalengan, singkong olahan seperti tapioka dan turunannya, singkong dengan turunannya antara lain tiuxul, singkong bulat dan tepung singkong dapat digunakan sebagai bahan baku picatiuxul dan aneka kue, misalnya. B. Brontel (Tela brownies), Sirobak (roti panggang singkong) dll.
Menggunakan singkong sebagai alternatif pengganti beras berarti mendukung kebijakan ketersediaan pangan dari beras menjadi tepung singkong. Pengembangan tepung singkong untuk industri pangan memberikan efek ganda dan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani singkong, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa singkong setelah diolah menjadi tepung merupakan salah satu tepung yang paling cocok untuk menggantikan terigu. Tidak adanya gluten dalam tepung singkong harus dipertimbangkan sebagai keuntungan untuk digunakan dalam diet orang autis dari perspektif kesehatan.
Penerapan teknik pengolahan yang sederhana dan modern dapat
meningkatkan citra sumberpangan lokal. Selama ini makanan tersebut sering disebut sebagai bahan alternatif pengganti nasi (sebagai sumber karbohidrat), sehingga memiliki kepentingan sekunder. Padahal, dengan teknik yang cukup, bahan-bahan tersebut bisa dijadikan camilan pendamping nasi (sebagai makanan pokok).
Tepung terigu merupakan salah satu alternatif bentuk produk setengah jadi yang direkomendasikan, karena lebih stabil dalam penyimpanan, lebih mudah dicampur (membuat senyawa), diperkaya nutrisi (diperkaya), dibentuk dan dimasak lebih cepat, sesuai dengan kebutuhan praktik modern. . . (Winarno, 2000). Penggunaan tepung singkong dalam industri makanan meliputi:
Kue tradisional
- Makanan panggang tradisional biasanya diolah dengan cara dikukus, dipanggang atau digoreng. Saat membuat kue tradisional, sebaiknya tepung singkong diayak terlebih dahulu sebelum digunakan. Jika Anda menggunakan pengembang seperti baking powder, Anda bisa mencampurnya dengan tepung serbaguna dan menyaringnya menjadi satu dan mengocok telur dan gula hingga kental atau putih. Kemudian secara bertahap tambahkan tepung gabungan dan aduk dengan sendok kayu. Tambahkan margarin cair atau santan yang sudah direbus dan didinginkan, aduk hingga adonan tercampur rata. Kue tradisional biasanya menggunakan santan sebagai pengganti margarin atau mentega sebagai sumber lemak. Langkah terakhir, adonan dituangkan ke dalam cetakan, setelah itu siap untuk dikukus (mis.
- Putu Ayu) atau dipanggang (mis.muda). Adonan juga bisa dibungkus dengan daun pisang sebelum dikukus (mis. Barongko).
- Kue Basah
Roti atau pai adalah makanan yang dipanggang yang terbuat dari tepung, gula, shortening/lemak, dan telur yang diperlukan untuk pembentukan gluten. Pengembang kimia biasanya digunakan untuk mengembangkan gluten dan diperlukan untuk membentuk emulsi air dalam minyak yang kompleks. Lapisan air terdiri dari gula terlarut dan partikel tepung terlarut. Kue basah dapat dibuat dengan cara dikukus atau dipanggang. Biasanya kue basah dibuat dari tepung terigu karena mengandung protein pembentuk gluten yang bersifat elastis dan dapat mengikat gas karbondioksida yang dihasilkan selama proses sourdough atau fermentasi. Oleh karena itu, semua olahan kue dan roti harus ditambahkan tepung terigu sebagai sumber gluten. Penggunaan tepung singkong dalam campuran tepung terigu bervariasi antara 50x100%. Kue basah yang menggunakan campuran coklat dan gula merah, seperti Lapis Legit, Sieni Spekoek, bisa menggunakan tepung singkong hingga 100 %. Namun secara umum penggunaan tepung singkong pada kue basah rata-rata mencapai 50%. Tepung yang digunakan sebagai campuran tepung terigu harus tinggi protein atau gluten sehingga memberikan kontribusi untuk pengembangan volume produk kue.
Kue Kering
- Kue kering atau biskuit dibuat dengan cara digoreng atau dipanggang. Biskuit dibuat dari tepung terigu, ragi, baking powder, telur, gula, garam, susu danxair. Tepung terigu merupakan bahan baku utama produk bakery dan tepung terigu yang umum digunakan mengandung  8 - 10 % protein. Penggunaan tepung singkong dalam adonan tepung gabungan bervariasi antara 30% sampai 100%. Tepung singkong atau tepung umbi lainnya harus disangrai terlebih dahulu sebelum digunakan untuk menghilangkan baunya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung singkong pada produk biskuit dapat 100%. Tepung gabungan yang digunakan untuk memanggang harus mengandung tepung legum untuk meningkatkan kandungan protein.
- SIMPULAN