Mohon tunggu...
Zahratul Iftikar
Zahratul Iftikar Mohon Tunggu... Lainnya - Dokter gigi, ibu 2 anak, pegiat sustainable living, guru tahsin Al-Quran

Raising my children sambil praktek dokter gigi, berkebun, beternak, membaca, menulis dan mengajar baca Quran.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

The Power of Emak-Emak dalam Menangani Darurat Sampah

28 Juli 2023   14:42 Diperbarui: 29 Juli 2023   08:53 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Kompas.com/Markus Yuwono)

Baru-baru ini, warga Jogja digemparkan (lagi) dengan berita tutupnya TPST Piyungan. Meski awal tahun ini telah digalakkan pemilahan sampah, tutupnya TPST Piyungan kali ini tetap saja terasa ngeri-ngeri sedap. Karena tutupnya bukan cuma sehari dua hari, tapi 45 hari! Akan jadi apa Jogja nanti?!

Sebenarnya, tutupnya TPST Piyungan ini bisa menjadi sebuah berkah apabila dilihat dengan positif. Pemerintah memiliki target sampah terkelola dengan baik dan benar sebesar 100% pada tahun 2025 yang kemudian dicanangkan dengan tagline Indonesia Bersih Sampah.

Target ini diatur dalam Perpres Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional (Jaktranas) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga dan terbagi menjadi penanganan sampah sebesar 70% serta pengurangan sampah sebesar 30%.

Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah KLHK menunjukkan, saat ini pengurangan sampah masih di angka 16,47% sedangkan penanganan sampah sebesar 47,71%.

Tutupnya TPST Piyungan, mestinya dapat mendorong warga untuk mengurangi sampah sehingga paling tidak angka capaian pengurangan sampah meningkat.

Dari sumber data yang sama, diketahui sumber terbesar sampah berasal dari rumah tangga (38%) disusul dari pasar (22, 8%) baru kemudian pusat perniagaan (20,3%).

Rupanya rumah tangga menyumbang lebih banyak sampah dibanding sumber sampah lain. Berangkat dari fakta ini, mestinya, dengan menggerakkan ibu rumah tangga, pengurangan sampah yang dikirim ke TPA bisa jauh berkurang. 

Ya, betul. The power of emak-emak juga harus dimanfaatkan dalam pengurangan sampah. Hal ini rupanya telah disadari oleh beberapa gerakan pengurangan sampah seperti Belajar Zero Waste (BZW) dan Mama4Planet. 

Berbasis online, BZW yang berdiri pada 2018 telah memiliki anggota sebanyak 582 orang yang 73,4% nya adalah ibu rumah tangga. Kesemua anggota BZW menjalani kelas tentang cegah, pilah dan olah sampah selama 12 pekan. Dalamnya materi, adanya penugasan, serta support dari sesama anggota komunitas membuat anggota BZW mampu mengurangi 1.020,75 ton sampah sejak tahun 2018.

Angka ini, apabila dirata-rata, didapatkan kalau setiap anggota BZW berhasil mengurangi sampah yang dibawa ke TPA hingga 90,49%. Sebuah angka yang besar bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun