Mohon tunggu...
ZHABELLALITA PUTRI RIZKY
ZHABELLALITA PUTRI RIZKY Mohon Tunggu... Lainnya - Bella

Mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan Program Studi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konvergensi Media dalam Membangun Media yang Sehat

15 April 2021   10:08 Diperbarui: 15 April 2021   11:29 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia memberikan pengaruh besar terhadap eksistensi media saat ini. Untuk tetap eksis, media harus mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.

Pengaruh media lama akan tergusur oleh media baru jika media lama tidak menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Seperti yang di kemukakan Haryanto "Media cetak akan tergusur atau tergantikan oleh sepak terjang media baru". Jadi diperlukan adanya penyesuaian dari media lama untuk terlihat eksis. Misal media cetak yang memperluas pemberitaan ke ranah online atau media baru. Platform tersebut dikenal dan memiliki nama tersendiri di media baru tanpa meninggalkan kontribusinya di media cetak. Hal ini yang dinamakan konveregensi.

Ada penjelasan tentang "Konveregensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk digunakan dan diarahkan ke dalam satu titik tujuan, konveregensi media biasanya akan merujuk pada teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan  adanya konveregensi jaringan".

Pengertian konveregensi media adalah gabungan dari beberapa media untuk dijadikan satu tujuan. Yang mana media ini sama-sama bergerak di media lama maupun baru. Misalnya, koran Republika yang bergerak di media cetak, namun karena kepekaannya terhadap perubahan zaman sebelum maraknya media baru di Indonesia Republika sudah mempersiapkan diri untuk terjun ke media baru atau online sejak tahun 1995 dengan nama ROL (Republika Online).

Hal tersebut didasarkan pada perubahan budaya atau sikap pembaca pada koran, perubahan-perubahan ini hampir tidak mungkin untuk dilawan, maka media pemberitaan yang harus membuat inovasi-inovasi baru. Kehadiran perangkat komunikasi yang semakin canggih membuat segala pemberitaan dengan basis tayangan maupun tulisan lebih praktis dan mudah diakses.

Contoh lain dari konveregensi media adalah penggabungan beberapa media yang bernaung dalam satu grup atau lembaga. Misalnya MNC Group, siapa sih yang tidak kenal dengan MNC Group di zaman digital saat ini? Selain pergerakannya di media lama, lembaga berbasis media ini juga aktif bergerak di media baru.

MNC Group atau PT Media Nusantara Citra Media adalah perusahaan yang bergerak di bidang media yang berpusat di Jakarta. Pendiri dari perusahaan ini adalah Harry Tanoesoedibjo, beliau orang yang terkenal. Selain sebagai pendiri MNC Group beliau juga pendiri parta PERINDO. MNC Group menaungi beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia seperti Global TV, RCTI dan MNCTV.  Selain memiliki stasiun atau program di media penyiaran MNC Group juga memiliki  platform dan konten di media online seperti okezone.com, sindonews.com, video.com. Hal ini yang membuat nama MNC Group tetap terkenal dan bertahan di tengah-tengah majunya media teknologi. 

Disini saya Zhabellalita Putri dari mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan akan cerita berbagi pengalaman tentang konveregensi media. Saya kelahiran tahun duaribuan tentunya ketika menginjak usia remaja sudah akrab dengan media baru, tapi sebelum itu sayapun sempat merasakan maraknya penggunanaan media lama. Disini saya sangat akrab dengan media penyiaran seperti televisi.

Waktu saya SD, sekitar tahun 2008 saya masih ingat saat itu sedang marak-maraknya penggunaan media penyiaran. Saya dan keluarga setia menanti tayangan di TV kesukaan kami entah itu berita maupun film. Sebelum adanya konveregensi media saya hanya bisa melihat berita di TV dan sabar menunggu berita tersebut tayang sesuai jadwal. Saat itu saya hanya kenal berita, film, dan iklan. Tidak sekompleks media baru, jika di media baru kita bisa mencari berita apa saja yang sedang kita cari dan kita inginkan, kalau di media penyiaran kita hanya dapat menikmati tayangan yang ada.

Untuk menonton tayangan di TV kita juga harus meluangkan waktu dan tempat khusus, kita menonton di tempat yang ada televisinya. Stasiun televisi yang saya sukai dulu adalah "Trans TV" dan "Trans 7". Karena di stasiun tersebut banyak sekali penayangan film box office dan acara-acara lainnya. Saya selalu stand by menanti jadwal tayang acara favorit saya.

Waktu saya SMA, minat dalam menonton siaran TV berkurang. Bukan hanya berkurang tapi bisa dikatakan saya mulai tidak tertarik. Hanya saja kadang saya nonton jika berniat kumpul-kumpul bersama keluarga. Media baru seolah membawa budaya baru juga bagi saya, beragamnya konten dan berita membuat saya lebih menyukai media baru atau online. Cara mengaksesnya pun lebih mudah dan praktis, tidak harus menunggu jam tayang, saya bisa melihat konten yang saya sukai kapan saja. Saya juga bisa mengakses acara Trans TV di live streaming serta channel resmi Youtube Trans Media. Saya juga bisa membaca berita dimana saja dan kapan saja di detik.com dan CNN. Kedua platform tersebut bernaung di bawah perusahaan Trans Media yang dibangun oleh Chairul Tanjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun