Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presidensiil, Kini Khayalan di Siang Bolong

15 April 2014   22:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:38 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hasil Pemilu Legislatif yang belum lama dilakukan, bahkan hasilnya pun juga belum ada secara resmi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, menghadirkan situasi dan kondisi perpolitikan Nasional yang aneh, tidak seperti biasanya yang sarat dengan pertentangan dan pertikaian serta perdebatan.

Hasil Quick count lembaga2 tak resmi, yang menjadi tolok ukur, dan diyakini sebahagian masyarakat politik di tanah air, terutama para petinggi partai serta elite politik pengurus Partai partai, yang dengan percaya diri menjadikan hasil quick count itu sebagai tolok ukur dan bahan dasar dan landasan untuk melakukan gerakan politik selanjutnya.

Hasil PDIP yang hanya mencapai angka hampir 20%, hampir menyentuh sedikit plafond minimal bagi PDIP untuk bisa mencalonkan sendiri calon presidennya, tanpa bantuan dan sokongan partai lain. Yang tentu akan memberikan jalan lapang bagi PDIP leluasa menjatuhkan pilihan calon presidennya.

Entah apa yang terjadi, ternyata didalam lingkup internal PDIP pun hingga kini masih menyisakan perdebatan tentang calon presiden, yang waktu sebelum Pileg, Megawati dengan mengatas namakan PDIP menjatuhkan pilihan calon presidennya kepada Jokowi, walau hanya dengan fasilitas seadanya.

Kesan Keraguan internal PDIP juga merambah dan membelah peta pemilih diranah akar rumput, hingga kepada para pemilih di TPS2, sedemikian sehingga harapan memperoleh kursi dan suara yang cukup tidak tercapai, malah cenderung menghidupkan kembali perbedaan pandangan dikalangan PDIP sendiri dan juga di masyarakat, keraguan itu terlihat semakin jelas.

Ketidak seriusan PDIP pada waktu mencalonkan Jokowi, menjadi pembicaraan gencar dan menjadi isue politik lawan2nya di Pileg yang lalu. yang berhasil mengerem hasil pemilu, sedemikian sehingga PDIP menjadi hanya hampir menyentuh plafond minimal Presidensial treshold.

Kini guliran kondisi dan situasi justru semakin tak terkendali, dan semakin menuju ketidak pastian menyeluruh terhadap keberhasilan penyelenggaraan pemilu dimata masyarakat nasional maupun international.

Keseriusan Bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan kini ada dalam persimpangan, justru memberi kesan, ketidak relaan bangsa Indonesia meninggalkan perilaku lama yang terbukti melahirkan ketidak pastian disegala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hasil quick count jelas memberikan gambaran buruk, terhadap hasil pemilu seolah menggambarkan ketidak pekaan Bangsa Indonesia terhadap segala macam perilaku rezim masa lalu, yang telah merusak tatanan penyelenggaraan Negara yang sarat dengan mega korupsi di segala sektor dan di segala bidang.

Namun Nasi telah menjadi bubur, bagaimana menegakkan benang yang sudah terlanjur basah, hasil quick count yang sedianya dijadikan ajang terjadinya pengerucutan kesepakatan nasional, malah justru menghasilkan energi negatif, yang kini telah memposisikan Bangsa Indonesia pada tempat yang tidak menguntungkan dimata masyarakat nasional maupun international.

Sikap skeptis yang di tampilkan masyarakat nasional dan International, dengan hasil pemilu yang menghasilkan pemecahan rekor Golput, sejak pegelaran pemilu dilakukan di indonesia masa lalu, bahkan menghasilkan perolehan angka yang significan dan meraih angka menembus hampir 30 % dari pemilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun