Mohon tunggu...
zazqiaazzahra
zazqiaazzahra Mohon Tunggu... Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

life is still goin' on.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena Gus Miftah yang Melanggar Norma Digital

12 Desember 2024   07:23 Diperbarui: 12 Desember 2024   07:23 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Baru ini viral di media sosial, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang biasa dikenal dengan Gus Miftah mengolok-olok salah satu penjual es teh. Penjual es the tersebut bernama Sunhaji, Ia dihina dan ditertawai oleh Gus Miftah dan orang di sekitar. Kejadian itu terekam di media sosial dan menuai banyak kritikan. Gus Miftah dianggap tidak pantas melakukan hal tak terpuji itu.

Media sosial menjadi tempat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Apakah Gus Miftah ini menjadi contoh yang baik dalam berkomunikasi? Tentu tidak. Fenomena ini menjadi contoh penting tentang bagaiman keterampilan digital diperlukan agar seseorang bisa berinteraksi dengan baik di media digital. Setiap kata yang kita unggah di media pasti memiliki dampaknya. Komentar yang terlihat sepele, seperti mengolok pekerjaan seseorang, dapat memicu respons negatif yang luas karena dianggap tidak menghargai pekerjaan orang lain.

Keterampilan digital melibatkan kemampuan untuk bisa menjaga komunikasi yang positif dan membangun. Di dunia maya, kita harus menggunakan platform digital untuk hal yang bermanfaat, menghormati sebuah perbedaan, dan memberikan inspirasi serta motivasi. Dari kejadian Gus Miftah ini mengajarkan kita bahwa menggunakan media sosial tanpa berpikir secara matang dapat merusak hubungan sosial dan reputasi pribadi, apalagi untuk para tokoh publik.

Kejadian yang terjadi saat ini menunjukkan pentingnya etika digital dalam berkomunikasi di ruang publik. Kita diajarkan untuk selalu menghormati orang lain, termasuk dalam cara kita menyampaikan pendapat. Berperilaku sopankah seorang publik figur menghina profesi orang lain? Hal tersebut menunjukkan kurangnya rasa menghormati terhadap pekerjaan yang dianggap kecil oleh sebagian orang, padahal setiap pekerjaan memiliki nilai dan kontribusinya masing-masing.

Sebagai tokoh publik, Gus Miftah seharusnya lebih sadar akan dampak yang terjadi dari setiap komentar yang Ia ucapkan, karena pengikutnya akan menilai dan mungkin mengikuti perilaku yang ditunjukkan. Kita wajib bertanggung jawab atas setiap kata yang kita lontarkan di ruang digital karena media sosial merupakan ruang publik yang sangat luas. Apa yang kita unggah di ruang digital bisa dilihat oleh khalayak dan memengaruhi pandangan mereka terhadap kita.

Budaya digital dapat memengaruhi cara orang berbicara dan berperilaku secara online. Komentar yang diutarakan Gus Miftah menunjukkan kurangnya empati dan penghormatan, yang memicu munculnya kritik dari masyarakat. Budaya digital semakin berkembang ke arah yang lebih kritis, banyaknya orang yang mulai menuntut interaksi yang lebih positif di media sosial.

Cara kita sebagai pengguna media sosial membentuk norma-norma dalam berinteraksi merupakan salah satu budaya digital. Banyak orang yang memberikan kritikan pada Gus Miftah, karena mereka ingin melihat di ruang digital yang lebih menghargai pekerjaan apapun tanpa merendahkannya. Budaya digital yang sehat akan menciptakan lingkungan di mana orang-orang bisa berbagi pendapat dan kritik dengan cara yang lebih sopan.

Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai pengguna media sosial untuk menerapkan 3 pilar penting di dalam ruang digital, yaitu digital skill, digital ethics, dan digital culture. Wajib bagi kita untuk menggunakan media digital dengan bijak dan ke arah yang lebih baik. Menghargai setiap orang menjadi kunci terciptanya ruang digital yang sehat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun