lukisan dengan Tokoh punakawan "Semar" Semar, tokoh punakawan keluarga Pandawa yang jadi idola Soedibio, juga banyak merangsang kreativitasnya. Museum ini menyimpan koleksi Lukisan "Semar" (1972). Di perjalanan seni rupa Indonesia, Soedibio yang pernah jadi anggota Persagi pada 1940 ini juga ikut mendirikan SIM di Madiun (1946), Sanggar Puring di Surabaya (1967), dan Himpunan Budaya Surakarta (HBS) pada 1970. Setahun sebelum meninggal, yakni pada 1980, Soedibio berpameran tunggal di TIM, Jakarta.Â
TOKOH PUNAKAWAN "SEMAR"
Semar (bahasa Jawa: ꦱꦼꦩꦂ) adalah nama tokoh utama dalam punakawan di pewayangan Jawa. Tokoh ini dikisahkan sebagai pengasuh sekaligus penasihat para kesatria dalam pementasan wiracarita Mahabharata dan Ramayana. Meski demikian, nama Semar tidak ditemukan dalam naskah asli kedua wiracarita tersebut (berbahasa Sanskerta), karena tokoh ini merupakan ciptaan tulen pujangga Jawa.
Menurut L. Serrurier (1896), Semar dianggap sebagai keturunan dewa. Dalam semua lakon, Semar, bersama dengan Petruk dan Gareng, dianggap sebagai tokoh-tokoh pengiring dari para ksatria yang turun-temurun. Serrurier berpendapat bahwa penggambaran tokoh panakawan tidak muncul begitu saja tanpa latar belakang sejarah, dan ia menganggap panakawan sebagai adaptasi dari tokoh Vidusaka dalam sandiwara India yang telah dijawakan. Â (Sumber: lontar.ui. ac,id)
Pandangan ini menunjukkan bahwa tokoh Semar memiliki akar yang dalam dalam tradisi dan budaya Jawa, serta kemungkinan pengaruh dari budaya India.
BIODATA PELUKIS Â "SOEDIBIO"
Soedibio lahir di Madiun, Jawa Timur, pada tanggal 17 Juni 1912. Ia menjadi anggota Persatoean Ahli-ahli Gambar Indonesia (PERSAGI, Persatuan Pelukis Indonesia) pada tahun 1940. Bersama seniman S. Sudjojono (1913-1986), ia membantu mendirikan Seniman Indonesia Moeda (SIM, Seniman Muda Indonesia) di Surakarta pada tahun 1946. Soedibio bergabung dengan Himpunan Budaja Surakata (HBS, Persatuan Kebudayaan Surakarta) di Jawa Tengah pada tahun 1950. Selama karirnya sebagai seniman, Soedibio sangat produktif dan mengikuti banyak pameran, terutama pada tahun 1950-an hingga 1970-an. Dengan dukungan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ, Dewan Kesenian Jakarta), karyanya dipamerkan di pusat seni Taman Ismail Marzuki di Jakarta pada tahun 1976, Soedibio meninggal dunia di Solo pada 16 Desember 1981.Â
Sosok Soedibio (Sumber: Javadesindo)

LUKISAN SEMAR
Lukisan "Semar" karya Soedibio merupakan salah satu karya seni rupa yang memiliki makna filosofis mendalam. Karya ini saat ini dipamerkan di Museum Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua, Jakarta Barat. Soedibio, seorang seniman Indonesia yang dikenal dengan gaya ekspresionisnya, menggunakan simbolisme khas dalam menggambarkan tokoh Semar, figur punakawan dalam pewayangan Jawa yang melambangkan kebijaksanaan dan kesederhanaan.
Dalam lukisan ini, Semar digambarkan dengan gaya khas wayang kulit, dengan warna-warna kontras dan komposisi dinamis yang mencerminkan karakter uniknya. Sosok Semar sering dikaitkan dengan keseimbangan antara dunia spiritual dan duniawi. Melalui goresan ekspresif, Soedibio tidak hanya menampilkan sosok Semar secara visual, tetapi juga menyiratkan pesan moral dan filosofi kehidupan.
Selain Semar, lukisan ini juga menampilkan elemen-elemen khas budaya Jawa, seperti ornamen-ornamen dekoratif dan tokoh-tokoh pewayangan lainnya. Warna-warna yang digunakan, dari hijau, emas, hingga cokelat tua, memperkuat kesan mistis dan mendalam dari lukisan ini.
Lukisan "Semar" karya Soedibio tidak hanya menjadi bagian dari sejarah seni rupa Indonesia tetapi juga cerminan dari nilai-nilai budaya yang terus hidup. Karya ini menjadi bukti bagaimana seni dapat menjadi media untuk menyampaikan filosofi dan kebijaksanaan yang relevan sepanjang zaman.
Semar adalah tokoh sentral dalam budaya Jawa, termasuk di Jawa Timur, yang sering dijadikan panutan karena beberapa alasan:
Lambang Kebijaksanaan dan Kesederhanaan: Semar melambangkan kebijaksanaan dan kesederhanaan. Kehadirannya dalam cerita wayang maupun kehidupan masyarakat Jawa membawa kedamaian dan mengarahkan pada kesederhanaan yang penuh dengan kebijaksanaan, menjadikannya panutan hidup bagi masyarakat Jawa.Â
-
Simbol Rakyat Jelata dan Jiwa Lokal: Semar dikenal sebagai simbol rakyat jelata sekaligus penjelmaan Sang Hyang Tunggal, menjadikannya representasi jiwa lokal masyarakat Jawa asli.Â
Peran Penting dalam Wayang Kulit Jawa Timuran: Dalam seni pergelaran wayang kulit gaya Jawa Timuran, Semar memiliki kedudukan dan fungsi yang penting. Melalui tokoh Semar, lakon wayang diberi makna dan dikomunikasikan kepada publik, sehingga publik dapat menghayati dan menangkap pesan lakon melalui perannya.Â
Dengan peran dan simbolisme tersebut, Semar menjadi figur yang dihormati dan dijadikan panutan oleh masyarakat Jawa Timur.
BEBERAPA TOKOH PENGAGUM KARYA SOEDIBIO
Beberapa kolektor dan pengagum karya Soedibio yang dikenal antara lain:Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI