Mohon tunggu...
Zaula Dzikrona
Zaula Dzikrona Mohon Tunggu... Mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga 24107030116

halo aku seorang ekstrovert

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menjaga Pantai, Menjaga Masa Depan: Beach Clean-Up di Kulon Progo, Yogyakarta

1 Juni 2025   00:59 Diperbarui: 1 Juni 2025   01:00 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
potret bersama narasumber, kak risali (sumber: dokumentasi pribadi)

Kalau kalian pernah main ke pesisir selatan Yogyakarta, mungkin kamu tahu betapa indah dan tenangnya suasana di sana. Salah satu spot yang mulai banyak dilirik belakangan ini adalah Pantai Mlarangan Asri di Kulon Progo. Pantainya nggak seramai Parangtritis, tapi justru itu daya tariknya: tenang, bersih, dan terasa lebih "dekat" dengan alam. Tapi sayangnya, keindahan itu sering kali ternodai oleh satu masalah klasik,sampah.

Dari keresahan itulah, sekelompok anak muda bergerak. Salah satunya adalah Kak Risali, penggerak komunitas lingkungan lokal yang jadi inisiator kegiatan beach clean-up di kawasan ini.

"Awalnya kami cuma iseng kumpulin sampah sendiri setelah camping, tapi makin ke sini malah jadi gerakan bareng-bareng. Ternyata banyak yang peduli juga," ujar Kak Risali sambil tersenyum.

potret bersama narasumber, kak risali (sumber: dokumentasi pribadi)
potret bersama narasumber, kak risali (sumber: dokumentasi pribadi)

Kegiatan beach clean-up ini memang lahir dari hal sederhana keprihatinan melihat pantai yang mulai tercemar oleh sampah plastik dan limbah rumah tangga. Kak Risali dan teman-teman komunitasnya akhirnya mulai rutin mengadakan kegiatan bersih-bersih, sambil mengajak siapa saja yang mau gabung, entah itu mahasiswa, warga lokal, hingga wisatawan yang kebetulan ada di sana.

"Yang kita bawa bukan cuma karung dan alat pungut, tapi semangat bahwa ini tempat kita semua. Kalau kita nggak jaga, siapa lagi?" lanjut Kak Risali.

Sebelum aksi dimulai, biasanya ada briefing kecil di bawah pohon rindang dekat parkiran pantai. Di sana dijelaskan jenis-jenis sampah, teknik pemilahan, dan pentingnya menjaga kawasan pesisir. Kak Risali juga menekankan bahwa kegiatan ini bukan soal siapa yang pungut sampah paling banyak, tapi bagaimana tiap orang bisa merasa punya andil dalam menjaga bumi.

Meskipun tujuannya serius, suasana kegiatan ini justru penuh tawa dan kehangatan. Banyak peserta yang awalnya datang sendiri, tapi pulang dengan teman baru dan semangat baru.

"Kami pengin kegiatan ini jadi kayak piknik yang punya makna. Jadi bukan kayak kerja bakti yang kaku, tapi ajang kumpul yang bikin kita makin dekat sama alam," ujar Kak Risali.

Kadang, setelah selesai bersih-bersih, peserta makan bareng ala potluck, duduk melingkar sambil ngobrol soal lingkungan, gaya hidup minim sampah, atau sekadar curhat ringan. Ada juga yang bawa gitar dan nyanyi bareng sambil menatap laut senja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun