Reshuffle Buzzer Ganjar Pranowo

Komika Kiky Saputri menjadi sorotan warganet setelah dirinya mengeluhkan kekecewaannya terkait tayangan roasting salah satu capres Ganjar Pranowo yang dipotong dibeberapa adegan. Lewat laman X @kikysaputrii, ia mengutarakan kekecewaanya hingga ia mendapatkan serangan buzzer dikolom komentar postingannya. Kiky pun merasakan keresahan kerena perilaku buzzer itu. Sampai Kiky menyarankan agar para buzzer itu di Reshuffle.

    Menurut analisis Ismail Fahmi, pendiri lembaga analis media sosial Drone Emprit, menunjukkan bahwa sebanyak 18% warganet memberikan sentimen negatif. Mereka mayoritas dari buzzer Ganjar yang menyerang dengan sangat agresif seperti menilai Kiky tidak netral, dan mereka pun mem-body shamming komika tersebut. Bagi audiens reputasi buzzer Ganjar agaknya dikenal negatif, yang akan berdampak pada elektrolal politiknya. Sementara 41% lainnya justru membela Kiky Saputri , mereka mengkritik kelakuan yang dilakukan oleh buzzer Ganjar tersebut dan menganggap hal ini cukup keterlaluan.    

    Buzzer yang memiliki kolerasi dengan etensitas politik bergerak layaknya "pedangang". Disisi lain , masyarakat menjadi "pelanggan" yang akan melihat, menilai, dan pada akhirnya membeli agenda politik tertentu. Tentunya yang sesuai dengan preferensi personalnya. Layaknya realita, tak semua pedagang menjual kualitas yang baik. Refleksinya, akan ada informasi yang buruk, propaganda, dan disisnformasi yang sengaja dikeluarkan untuk mempengaruhi narasi politik. Ketika Ganjar Pranowo sendiri tengah diwawancarai mengenai hal ini, ia mengatakan bahwa roastingan Kiky kurang keras dan menyebutkan jika hubungannya dengan Kiky masih baik . Hanya sikap buzzer lah yang membuat impresi Ganjar belakangan ini justru menjadi negatif dan akan membuat Ganjar Pranowo kehilangan suara. 

    Dengan ini me-Reshuffle buzzer tidak hanya dengan menyensor atau mengaturnya, tetapi dengan mengeluarkan informasi yang lebih positif agar tidak menimbulkan citra yang buruk. Dan perlunya berperilaku bijak dalam merespon isu perpolitikan media sosial serta membuat penilaian terbaik terhadap pilihan politik.