Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jangan Salahkan Messi, Salahkan Yang Lain

10 Juli 2019   12:19 Diperbarui: 10 Juli 2019   14:36 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Messi (sumber: goal.com)

Bagaimana jadinya jika Burruchaga gagal mengkorversi umpan dari Maradona menjadi gol? Akankah Argentina menjadi juara Piala Dunia 1986 jika pertandingan dilanjutkan melalui perpanjangan waktu atau adu tendangan penalti? Jawabannya belum tentu.

Dan jika pada akhirnya gagal menjadi juara di Piala Dunia 1986, akankah Diego Maradona disebut-sebut sebagai legenda bagi sepakbola Argentina dan terus dibanding-bandingkan dengan Lionel Messi? Saya rasa tidak!

Diego Maradona
Sedikit kilas balik pada gelaran Piala Dunia 1986 di Meksiko, Maradona memang menjadi motor permainan Tim Tange dan berhasil mencetak total 5 gol selama turnamen berlangsung. Satu gol dibuatnya pada babak penyisihan grup ketika Argentina bermain imbang 1-1 melawan Italia sedangkan 2 gol lainnya dicetak pada babak perempat final ketika mengalahkan Inggris 2-1, dua gol gol Maradona pada pertandingan ini yang akhirnya membuat sang pemain menjadi sangat terkenal yaitu gol tangan tuhan dan gol solo run dari area permainan Argentina.

Sisanya, Maradona mencetak 2 gol pada babak semifinal ketika Argentina menghempaskan Belgia dua gol tanpa balas untuk melaju ke final dan akan berhadapan dengan Jerman Barat yang berhasil menyingkirkan Perancis.

Pada final yang berlangsung di Stadion Azteca, Meksiko, Argentina sempat unggul 2-0 terlebih dahulu lewat gol Jose Luis Brown pada menit ke-23 dan Jorge Valdano pada menit ke 55, sebelum Jerman Barat berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 melalui Rummenigge dan Rudi Voller.

Meskipun dijaga dengan ketat oleh para pemain Jerman Barat, Maradona berhasil menciptakan satu assist yang dapat dikonversi dengan baik oleh Jorge Luis Burruchaga dan menjadi gol kemenangan Argentina dengan skor akhir 3-2.

Pada Piala Dunia 1990 di Italia, walaupun Maradona sekali lagi berhasil membawa Argentina ke partai final, namun Argentina berhasil dikalahkan oleh Jerman dengan skor 1-0 lewat penalti Andreas Brehme. Pada turnamen ini Maradona hanya berhasil mencetak 2 assist.

Lionel Messi
Messi tampil begitu fenomenal bersama Barcelona dengan berbagai raihan gelar juara. Hal inilah yang diharapkan oleh publik Argentina untuk ditularkan kepada tim nasional. Namun apa daya, sampai saat ini Messi belum sekalipun berhasil meraih gelar juara bersama Argentina. Prestasi terbaiknya hanyalah sebagai finalis Piala Dunia 2014 dan dua kali finalis Copa Amerika edisi 2015 serta 2016.

Messi memang pernah membawa Argentina menjuarai Olimpiade 2008, namun itu dilakukannya bersama dengan tim U-23, bukan tim senior Argentina.

Pada tiga kesempatan final tersebut, ada satu kesamaan yang membuat Messi gagal meraih podium tertinggi. Kesamaan itu adalah gagalnya Higuain mengkonversi berbagai peluang emas menjadi gol.

Pada Piala Dunia 2014, Higuain gagal mencetak gol meski sudah berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang Jerman, Manuel Neuer. Begitu juga pada final Copa Amerika tahun 2015 dan 2016 melawan Chile, Higuain kembali gagal mencetak gol dipartai final meski mendapatkan begitu kesempatan mencetak gol.

Tapi kenapa Messi yag disalahkan? Bukankah Higuain yang gagal mencetak gol?

Tidak adil memang selalu menyalahkan Messi. Tapi hampir semua orang beranggapan bahwa tim ini adalah timnya Messi. Messi dianggap mempunyai hak untuk menentukan pemain yang dipanggil dan bahkan susunan pemain yang akan diturunkan bertanding. Semua dibangun untuk mendukung Messi, jadi merupakan hal yang wajar Messi selalu disalahkan.

Begitu juga pada edisi Copa Amerika kali ini, Angel Di Maria dan Sergio Aguero yang diharapkan mampu menemani Messi di lini depan justru tampil seadanya hingga kemudian muncul sosok Lautaro Martinez yang begitu menjanjikan. Meskipun pada akhirnya hanya mampu menjadi juara ketiga, setidaknya kali ini kesalahan lebih ditujukan kepada wasit dan VAR.

Dikutuk sejak awal
Selama memperkuat Argentina, Messi baru dua kali dihadiahi kartu merah oleh wasit. Kartu merah pertamanya yaitu pada debutnya melawan Hongaria pada tahun 2005 ketika baru bermain kurang dari satu menit karena dianggap menyikut lawan.

Terakhir terjadi pada pertandingan perebutan tempat ketiga pada Copa Amerika 2019 yang dimenangkan Argentina atas Chile dengan skor 2-1. Dalam perebutan bola diareal penalti Chile, Messi membuat bola bergulir dengan sedikit memberi dorongan kepada Medel, tetapi tidak bersalah setelah itu ketika Medel berbalik untuk menghadapinya. Namun demikian, kartu itu keluar dan Messi harus pergi begitu juga Medel.

Apakah kartu merah itu sekaligus sebagai akhir karirnya membela Tim Tango? Semua kemungkinan tetap ada seperti ketika Messi mengutarakan niatnya untuk pensiun setelah kekalahan pada final Copa Amerika 2016 yang lalu.

Bahkan jika pada akhirnya Messi tidak menyatakan niatnya untuk pensiun lagi, Messi dan Argentina tetap harus menunggu apa hukuman yang diberikan Conmebol mengenai komentar Messi yang menuduh lembaga tersebut korup dan perhelatan Copa Amerika 2019 ini sudah diatur.

Ada banyak alasan untuk percaya bahwa Messi tidak akan keinginannya untuk pensiun lagi. Tidak mungkin Messi akan melewatkan turnamen Copa Amerika berikutnya yang diselenggarakan pada tahun depan dengan Kolombia dan Argentina ditunjuk sebagai tuan rumah bersama.

Messi tentu sangat berharap menjadi juara pada tahun depan dengan  tentunya dibantu oleh pemain lain yang mampu menjadi kunci kemenangan ketika semuanya terasa sangat sulit bagi Messi, seperti sosok Burucchaga yang begitu berjasa bagi Maradona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun