Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mencari "Xavi" sebagai Pendamping Messi di Timnas Argentina

3 Juli 2019   14:53 Diperbarui: 3 Juli 2019   15:39 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Messi & Xavi (sumber: marca.com)

Label pesakitan saat membela timnas Argentina masih berlanjut bagi sang maestro Lionel Messi, kali ini Argentina dibawanya tersingkir dari pergelaran Copa Amerika 2019 setelah dikalahkan tuan rumah Brazil 2-0 pada babak semifinal.

Seperti dikutip dari livescore.com, Messi sendiri pada pertandingan ini merasa kecewa dengan kepemimpinan wasit yang dianggap lebih berpihak kepada tuan rumah Brazil dengan dua insiden yang terjadi pada kotak penalti Brazil yang melibatkan Otamendi dan Aguero. Dua insiden itu berpotensi memberikan penalti kepada Argentina, namun wasit bahkan menolak untuk sekedar melihat VAR.

Meskipun kalah, Messi beranggapan Brazil tidaklah lebih suporior dibandingkan dengan Argentina. Anggapan Messi terbukti secara statistik dimana Argentina menguasai bola mencapai 52% dan menciptakan 9 tendangan kearah gawang dibandingkan dengan Brazil yang hanya membuat 4 percobaan.

Walaupun sekali lagi gagal memenuhi ambisinya untuk meraih trofi pertama bersama Argentina, namun secara keseluruhan Messi merasa puas atas performa Argentina, pertanda Messi tidak akan pensiun (lagi) usai kompetisi kali ini.

Salah pilih tim nasional
Pernah tidak kita berpikir bagaimana jika Messi tidak membela Argentina tapi memilih membela Italia atau Spanyol?

Kenapa tidak? Messi memiliki silsilah keturunan Italia dari ayah dan ibunya serta darah Spanyol dari pihak keluarga ayahnya yang merupakan imigran dari wilayah Catalonia.

Jika bermain bagi kedua timnas tersebut tentu tekanannya tidak akan sebesar bermain bersama Argentina. Siapa sosok yang akan dibandingkan dengan Messi disana, Italia dengan Paolo Rossi atau Francesco Totti serta Alesandro Del Piero yang berhasil meraih trofi Piala Dunia, atau Spanyol yang Sebelum Messi muncul belum pernah meraih trofi apapun.

Tentu akan menarik jika kita berandai-andai, namun Messi sudah memilih bermain bagi Argentina bahkan mulai dari level junior.

Tetap dibandingkan dengan Maradona
Sekali lagi Messi pasti dibanding-bandingkan dengan Maradona dalam hal jumlah raihan trofinya bersama Argentina. Maradona sebenarnya belum pernah meraih trofi Copa Amerika bersama Argentina, raihan trofi mayornya-pun hanya satu, namun itu adalah gelar juara dunia pada Piala Dunia 1986. Sedangkan Messi, sama sekali belum pernah meraih satupun.

Namun keberhasilan Maradona saat membawa  Argentina juara Piala Dunia 1986, tidak bisa lepas dari keberadaan Sergio Batista dan Jorge Burruchaga di lini tengah Argentina. Kedua pemain inilah yang berperan besar mengatur lini tengah Argentina dimana Maradona lebih banyak ditugaskan untuk menyerang.

Sedangkan Argentina bersama Messi tidak memiliki seorang pemain yang mampu mengatur lini tengah. Angel Di Maria yang diharapkan mampu memainkan peran itu malah lebih sering tampil dibawah performa terbaiknya. Begitu pula dengan Giovani Lo Celso dan Rodrigo de Paul yang belum mampu mengimbangi permainan Messi.

Mencari sosok Xavi

Setali tiga uang, Messi juga mengalami penurunan performa di Barcelona. Terakhir kali Messi berhasil mengantarkan Barcelona meraih gelar Liga Champions adalah pada tahun 2015.

Van Gaal pun pernah berkata seperti dikutip dari marca.com "Saya pikir Messi harus bertanya-tanya bagaimana mungkin dia tidak memenangkan Liga Champions begitu lama. Barcelona memiliki skuad yang hebat dan saya pikir Messi juga bertanggung jawab atas apa yang terjadi di sana."

Mungkin Van Gaal pun harus berpendapat yang sama dengan timnas Argentina, karena Tim Tango juga memiliki barisan pemain yang tidak kalah hebatnya dengan yang ada di Barcelona.

Namun yang Van Gaal lupa, di Barcelona Messi memiliki pelayan sekaligus pengatur lini tengah yang mumpuni yaitu Xavi Hernandez. Meskipun waktu itu masih memiliki Andres Iniesta, Neymar dan Luis Suarez, namun kehilangan Xavi begitu terasa bagi Messi dan Barcelona yang sampai saat ini masih berupaya mendatangkan pemain untuk menggantikannya.

Sama halnya dengan yang terjadi pada timnas Argentina, ketiadaan sosok seperti Xavi atau Batista dan Burruchaga seperti pada era Maradona jelas menyulitkan bagi Messi.

Tugas bagi Scaloni atau pelatih Argentina lainnya untuk menemukan pemain dengan kapasitas seperti Xavi untuk membantu Messi kala membela Argentina, bukan memberikan semua beban kepada Messi. Sehebat-hebatnya Messi, sepakbola tetaplah sebuah olahraga tim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun