Mohon tunggu...
zamsul bakhri
zamsul bakhri Mohon Tunggu... Auditor - Planter

Seorang planter, menghabiskan waktu bersama matahari

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saat Memenangkan Liga Tidaklah Cukup

21 Mei 2019   10:12 Diperbarui: 21 Mei 2019   10:18 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Massimiliano Allegri (sumber : foxsportsasia.com)

Juventus, Barcelona, Manchester City, Paris Saint-Germain dan Bayer Munchen kembali berjaya di kompetisi liga domestik masing-masing. Namun bagi sebagian besar pemilik klub dan para pendukung, hal tersebut masih dianggap kurang. Gelontoran dana yang dikeluarkan hingga ratusan juta pound pada bursa transfer untuk mendatangkan pemain-pemain bintang untuk memperkuat tim merupakan salah satu penyebabnya.

Selain menjuarai kompetisi domestik dianggap sebagai sesuatu yang sudah biasa. Coba tengok Juventus yang selalu juara liga dalam delapan tahun terakhir, begitu juga dengan Munchen yang menguasai kompetisi domestik tujuh musim berturut-turut. Barcelona yang menguasai La Liga dengan sepuluh gelar dalam 15 tahun. PSG dengan tujuh gelar dalam delapan tahun terakhir dan City yang mampu mempertahankan gelar liga dalam dua tahun terakhir dan menyapu bersih seluruh gelar di kompetisi domestik.

Bagi klub-klub besar Eropa, gelar juara Liga Champions menjadi target utama untuk menegaskan hegemoni klub di tanah Eropa. Karena pada dasarnya, menjadi juara di kompetisi Eropa akan meningkatkan nilai jual dan pendapatan klub itu sendiri.

Jadi meskipun berhasil mendominasi, kritik terhadap para pelatih ini terus berdatangan, sebagian sudah dipastikan akan diberhentikan dan sebagian yang lain nasibya berada diujung tanduk;

JUVENTUS

Allegri sudah dipastikan akan meninggalkan kursi pelatih Juventus musim depan dengan presiden klub Andrea Agnelli dan seluruh punggawa Juve sudah melakukan perpisahan selepas pertandingan melawan Atalanta di Allianz Stadium minggu kemarin.

Allegri bergabung dengan Juventus setelah dipecat AC Milan karena dianggap gagal memperbaiki kinerja klub. Juventus sendiri pada saat itu baru ditinggal oleh Antonio Conte yang hengkang ke Chelsea dan merupakan jawara pada tiga musim berturut-turut. Nada pesimis dari para pendukung menyambut kedatangan Allegri pada saat itu, namun seiring waktu berjalan, Allegri mampu mempersembahkan lima gelar Serie A, empat trofi Coppa Italia dan dua trofi Supercoppa. Meskipun mampu membawa Si Nyonya Tua mencapai final Liga Champions dua kali, namun tetap belum mampu menyelamatkan karirnya.

Juventus sendiri belum menunjuk pelatih baru menggantikan Allegri. Yang jelas, siapapun pelatih yang ditunjuk, target utamanya tetap Liga Champions.

BARCELONA

Banyak yang meragukan kapasitas Ernesto Valverde saat ditunjuk menjadi pelatih Blaugrana dikarenakan selama karir kepelatihannya hanya menangani klub-klub nomor dua di La Liga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun