Mohon tunggu...
Zamirah ZahraMutthu
Zamirah ZahraMutthu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas 17 Aguatus 1945

kehidupan akan berubah jika penopang hidup sudah tiada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) Komposter Sebagai Langkah Pengolahan Sampah Organik di Desa Bakalan Kabupaten Mojokerto

19 Januari 2024   18:27 Diperbarui: 19 Januari 2024   18:30 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya khususnya dikelompok R14 yang beranggotakan 33 mahasiswa dengan Dosen Pembimbing Lapangan Bapak Muizzu Nurhadi menyelenggarakan kegiatan Pengabdian masyarakat di Kabupaten Mojokerto tepatnya di Desa Bakalan Kecamatan Gondang dan dilaksanakan selama 12 Hari. Kegiatan yang dilaksanakan mengusung tema "PENERAPAN INOVASI DAN IPTEK PATRIOT MERAH PUTIH BAGI MASYARAKAT". 

Berdasarkan tema tersebut mahasiswa dengan program pengabdian yang dirancang dapat mengembangkan ide dan potensi lokal dari Desa tersebut. Permasalah pengolahan sampah masih menjadi masalahan utama di Desa Bakalan yang belum menemukan titik terang, yang mana dalam pengelolaannya Desa ini belum memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengolahan sampah, Pada hari Minggu 14 Januari 2024 Pengabdian Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 melakukan sosialisasi pengolahan limbah atau Sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos, sosialisasi tersebut yang di lakukan di Balai Desa Bakalan yang menghadiri 3 dusun kartar (Kartar Kesono, Kartar Bakalan, Kartar Ketintang) yang sebanyak 30 orang,  hal tersebut merupakan salah satu bentuk atau upaya kepedulian mahasiswa terhadap kebersihan lingkungan Desa Bakalan Kabupaten Mojokerto. 

Pembuatan kompos pada kegiatan ini menggunakan alat dan bahan yang sederhana serta mudah didapatkan, yaitu composter dan EM4.  Pengolahan limbah atau sampah rumah tangga menjadi pupuk kompos merupakan salah satu langkah atau usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah atau volume sampah organik di Desa Bakalan, Kabupaten Mojokerto. Salah satu manfaat dari proses ini adalah menjaga kualitas tanaman, baik di halaman rumah penduduk maupun di perkebunan desa. Selain itu, pembuatan kompos bertujuan agar sampah organik dari rumah tangga tidak terbuang dengan percuma, melainkan dapat meningkatkan nilai jualnya setelah diubah menjadi pupuk, serta memberikan manfaat yang positif. Proses pengolahan limbah atau sampah menjadi kompos melibatkan beberapa tahap.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Proses pengolahan limbah atau sampah menjadi kompos melalui beberapa tahap, yakni diawali dengan pengumpulan sampah organik sisa rumah tangga terutama sayuran dan sisa makanan, selanjutnya sampah yang sudah dipilah dimasukin ke dalam komposter lalu ditambahkan larutan EM4 dan larutan Gula. Hasilnya berupa pupuk organik cair. Kegiatan ini mendapat tanggapan positif dari Kartar 3 Dusun teersebut. Beberapa dari mereka menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam memahami langkah-langkah pengolahan sampah organik dari rumah tangga menjadi kompos. Hal ini disebabkan sebagian besar penduduk desa memiliki profesi sebagai petani, dan meningkatnya harga pupuk mendorong mereka untuk mencari alternatif yang lebih ekonomis. Selain itu, pupuk kompos dianggap sebagai pilihan yang lebih terjangkau dibandingkan pupuk industri karena menggunakan bahan bekas dan mudah diperoleh.

"Terima kasih, itu sudah bagus mas apalagi ditempatkan di Dusun Kesono itu akan sangat berguna akan mengurangi sampah -- sampah organik" Ujar Mas Rukin

Setelah kegiatan dilakukan, Pemuda Kartar paham akan manfaat dan kemudahan mengolah sampah dengan drum komposter. Pembuatan alat tersebut sangat mudah, karena terbuat dari bahan yang relatif murah dan terjangkau. Pertanyaan yang diajukan kepada pemuda kartar yang mengikuti pelatihan, membuktikan bahwa mereka paham dan memiliki pandangan yang jelas tentang pengelolaan sampah menggunakan tong komposter. Dan ada sedikit saran dari ketua kartar.

"Untuk komposter sendiri sudah bagus mas di Dusun Kesono, tapi lebih baik di sasaran ibu -- ibu PKK karena ibu -- ibu PKK sendiri dapat memberikan sampah organik dari sisa -- sisa makanan ataupun dari dedaunan kering" Ujar Mas Rukin

Diharapkan kegiatan ini akan berlanjut dan dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang bagi masyarakat Desa Bakalan dan dapat menjadikan solusi dalam pengolahan sampah dengan baik, khususnya sampah organik sisa rumah tangga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun