Mohon tunggu...
Zamalludin
Zamalludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Abu Nusaiba

Temukan tujuan hidup maka seseorang akan serius dengan waktu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hutan Mangrove Penyimpan Karbon

1 Mei 2021   13:22 Diperbarui: 1 Mei 2021   13:29 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hutan merupakan salah satu aspek yang memeiliki peranan penting dalam menjaga ekosistem dunia. Hutan terdiri atas beberapa jenis, salah satunya hutan mangrove. Luas hutan mangrove di dunia hanya 0,4% dari luas hutan dunia. Akan tetapi hutan mangrove memiliki peran besar sebagai penyerap dan penyimpan karbon yakni lebih dari 4 gigaton C/tahun sampai 112 gigaton C/tahun (Purnobasuki, 2012).

Pemanasan gelobal saat ini telah menjadi isu utama karena memicu dampak yang besar. Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida (C02) dan metana (CH4) yang dihasilkan pertanian dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC) (Fadliah, 2008).

Pemanasan global terjadi karena peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di lapisan atmosfer bumi. Atmosfer lebih banyak menerima karbon dari pada melepaskan karbon. Salah satu akibat kelebihan jumlah karbon di atmosfer adalah terganggunya keseimbangan energi antara bumi dan atmosfer, sehingga memicu terjadinya perubahan iklim global (Purnobasuki, 2012). Sementara itu volume penyerapan CO2 berkurang akibat dari penebangan hutan, perubahan tataguna lahan, dan pembangunan. Karna itulah harus ada perhatian khusus pada masalah ini, salah satunya memanfaatkan hutan mangrove sebagai penyimpan karbon.

Hutan mangrove sebagaimana hutan lainnya memiliki peran sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) dari udara. Penyerap karbon dioksida berhubungan erat dengan biomassa pohon. Hutan mangrove sangat mempengaruhi volume karbon. Tegakan mangrove, melalui proses fotosintesis menyerap karbon dioksida dari atmosfer yang diubahnya menjadi karbon organik dalam bentuk biomassa(Sutaryo, 2009).

Dinamika karbon di alam dapat dijelaskan secara sederhana dengaan siklus karbon. Siklus karbon merupakan siklus biogeokimia yang mencakup pertukaranatau perpindahan karbon dalam biosfer, pedosfer, geosfer, hidrosfer dan atmosfir bumi. 

Siklus karbon sesungguhnya merupakan suatu proses yang rumit dan setiap proses saling mempengaruhi. Proses penimbunan karbon (C) dalam tubuh tumbuhan hidup dinamakan proses sekuestrasi (C-sequestration). 

Dengan demikian mengukur jumlah C yang disimpan dalam tubuh tanaman hidup (biomassa) pada suatu lahan dapat menggambarkan CO2 di atmosfer yang diserap oleh tanaman. Sedangkan pengukuran C yang masih tersimpan dalam bagian tumbuhan yang telah mati (nekromassa) secara tidak langsung menggambarkan CO2 yang tidak dilepaskan ke udara melalui pembakaran (Purnobasuki, 2012).

Mangrove menyimpan karbon lebih dari hampir semua hutan lainnya di bumi, sebuah penelitian yang dilakukan tim peneliti dari US Forest Service Pasifik Barat Daya dan Stasiun Penelitian Utara, Universitas Helsinki dan Pusat Penelitian Kehutanan Internasional meneliti kandungan karbon dari 25 hutan mangrove di wilayah Indo-Pasifik dan menemukan bahwa hutan mangrove per hektar menyimpan sampai empat kali lebih banyak karbon daripada kebanyakan hutan tropis lainnya di seluruh dunia (Donato et al., 2011).

Maka untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global ini harus ada upaya untuk meningkatan penyerapan karbon dan mengurangi emisi karbon ke atmosfer dengan cara mengelola hutan dengan baik terutama hutan mangrove, memperbaiki pengeloalaan cadangan bahan organik tanah, mencegah degradasi hutan dan lahan gambut, dan meningkatkan cadangan karbon dengan menanam dan melestarikan hutan mangrove.

Sumber referensi

Donato, D. C., Kauffman, J. B., Murdiyarso, D., Kurnianto, S., Stidham, M., & Kanninen, M. (2011). Mangroves among the most carbon-rich forests in the tropics. Nature Geoscience, 4(5), 293--297. https://doi.org/10.1038/ngeo1123

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun