Akhir-akhir ini sedang viral dibicarakan di media sosial Tiktok bahwa Air Susu Ibu (ASI) diolah menjadi bubuk oleh seorang influencer. Ternyata hal itu banyak menjadi perbincangan netizen, dari apakah proses tersebut mengubah kandungan gizi ASI atau apakah akan baik jika dikonsumsi oleh bayi untuk kesehatannya? Mari kita bahas faktanya, tetapi sebelum itu apakah itu ASI bubuk dan bagaimana metode nya?
ASI Berbentuk Bubuk?
ASI cair dari payudara ibu dijadikan bubuk dengan metode pengeringan beku (freeze-drying) atau dikenal juga sebagai teknik lyophilization, yang mempunyai tujuan untuk memperpanjang usia simpan ASI dan untuk menghemat ruang penyimpanan ASI. Ketahanan simpan ASI didalam freezer biasanya hanya selama enam bulan, tetapi ternyata jika diolah dengan teknik freeze-drying, ASI tersebut dapat disimpan di freezer selama tiga tahun lamanya.
Metode freeze-drying tersebut dilakukan pembekuan pada suhu ekstrem -50 derajat celcius selama tiga sampai dengan lima jam, lalu menggunakan teknik sublimasi untuk ASI beku nya diubah menjadi ASI bubuk. Teknik sublimasi tersebut merupakan transisi ekstraksi air selama dua hari langsung dari bentuk padat (es) menjadi gas (uap air) tanpa fase air. Dari teknik tersebut, umumnya satu liter ASI menghasilkan kurang lebih 140 gram ASI atau susu bubuk tersebut.
Apakah Berdampak Pada Kesehatan Anak?
Naomi Esthernita Fauzia Dewanto yang merupakan Ketua Satgas ASI IDAI, menyatakan bahwa dampak metode pengeringan pada asi bubuk saat ini belum diketahui. Dikarenakan metode ini relatif masih baru, jadi pembuktian riset ilmiah belum lengkap ditemukan. Naomi juga menyatakan bahwa proses metode pengeringan tersebut dapat mempertahankan strktur molekul susu, tetapi mengingat digunakan suhu tinggi untuk menghilangkan kandungan air dalam proses pengeringan tersebut, hal itu ternyata berdampak pada rasa serta kualitas ASI bubuk tersebut.
Dikarenakan belum terdapat penelitian lengkap terhadap ASI bubuk tersebut, maka belum diketahui apakah ASI bubuk memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang cukup dan tepat sebagai sumber nutrisi penting bayi yang dibutuhkan untuk kekebalan tubuh serta tumbuh kembang bayi.
Layanan Kesehatan Alberta di Kanada juga menyatakan bahwa mereka tidak merekomendasikan penggunaan ASI bubuk pada bayi, karena dikhawatirkan mengenai kontaminasi dan proses pengeringan-beku tersebut tidak menghilangkan bakteri serta virus dalam ASI.
Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia juga tidak menyarankan untuk memberikan ASI bubuk kepada bayi, apalagi jika bayi mempunyai kondisi tertentu seperti prematur ataupun gangguan kekebalan tubuh serta penyakit kronis pada bayi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H