Ketiga. Belajar Komitmen untuk Bersama.
Ini yang terpenting. Kalau gak ada alasan yang "darurat", maka semua akan ikut hadir. Kalau ada yang punya orangtua "mengerikan", bakal ada anggota kelas yang bersedia menjadi relawan "menjemput dan mengantar" pulang.
Selain itu, bagi guru juga bisa menjadi ukuran. Seberapa banyak siswa yang datang ke rumah? Semakin banyak yang datang, maka guru tersebut pasti guru idola!
Bahkan ada juga, guru yang membuat daftar absensi bagi siswa yang datang saat lebaran. Gak tahu juga, apakah berkaitan dengan nilai rapor atau tidak! Hihihi...
Aih, aku melihat saat ini. jarang ada yang begitu! Jka pun ada, hanya satu atau dua. Bukan satu kelas seperti masaku dulu.
Apatah karena kendaraan sudah banyak, sehingga orangtua melarang, atau gegara sudah ada gawai, jadi maaf cukup diwakilkan dengan ucapan, atau memang masa dulu itu masih zaman kuno. Dan aku sudah semakin tua dengan nostalgia! Ahaaay...
Curup, 29.05.2020
[ditulis untuk Kompasiana]