Pertama. Menentukan Hari dan Jam Berkumpul. Biasanya hari ketiga atau keempat Idul Fitri dan pukul 9 pagi. Alasan logisnya, hari pertama dan kedua lebaran, khusus buat berlebaran ke rumah keluarga masing-masing. Kenapa mulai sejak pagi? Saat itu mesti jalan kaki, kan?
Kedua. Menyepakati Titik Berkumpul. Nah, ini akan rada seru. Karena tergantung pemetaan tempat tinggal masing-masing anak. Jamaknya, titik kumpul di rumah ketua kelas. Yang kerap terjadi, anggota kelas akan menjadi dua, kelompok kaum lelaki dan kelompok perempuan.. Kenapa begitu? Masa kecil itu, masa yang penuh malu-malu, kan? Ahaaay...
Ketiga. Menentukan Rute Perjalanan.
Awalnya, disusun dulu rumah yang dikunjungi. Kepala sekolah dan Wali kelas adalah prioritas. Rumah guru berikutnya? Berdasarkan unsure guru yang disenangi, dihormati. Urutan terakhir, guru yang ditakuti. Hihi..
Baru kemudian, menyusun rute berjalannya. Terkadang ada rumah guru yang berdekatan, atau yang paling jauh, tah? Maka ditetapkan alurnya, agar perjalanan tidak bolak-balik.
Keempat. Acara kelas!
Pada rapat itu, juga disusun rencana, membuat kegiatan bersama yang dlaksanakan, jika sudah selesai berkeliling ke rumah guru. Sesi ini, biasanya di dominasi murid perempuan! Misal bikin rujak, pempek atau gorengan sejenis. Murid laki-laki, bakal manut aja!
Terkadang, poin keempat ini pembahasannya lebih seru! Hingga keluar keputusan, terakhir berkumpul di rumah siapa, sampai jam berapa, terus sumbangannya berapa? Pakai catatan juga, setiap orang wajib membawa kue lebaran dari rumah! Haha..
Saat hari H, dikomandoi ketua kelas, maka rombongan akan memulai perjalanan ke rumah setiap guru. Tapi tenang! Karena ini tradisi, biasanya orangtua tak akan melarang. Begitu juga guru-guru umumnya juga sudah tahu, akan diserbu.
Nah, Momen berjalan kaki bersama ini, punya banyak cerita. Mulai dari bercanda dan saling goda tentang baju atau sandal baru atau gaya rambut! Apalagi kalau ada teman sekelas yang sering "baperan"! Acara jalan kaki di terik mentari pun tak terasa, karena penuh tawa.
