Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pilih Mana? Berbicara, Mendengar, atau...

15 September 2019   12:23 Diperbarui: 15 September 2019   12:32 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com/isakarakus

"Coba perhatikan dulu!"
"Hei, yang di sudut sana! Dengarkan!"
"Bisa dengarkan saya?"
"Bisa diam, gak?"
"Diaaaaaam!"

Tuh! Pernah mengalami situasi dan kondisi seperti ini? Semisal dalam suatu forum atau suatu pertemuan? Mungkin sebagai pelaku atau malah korban?

Kukira, kalau jadi pelaku bakal semakin jengkel, ya? Atawa emosi menguasai diri, hingga berserakan materi dari ruang kendali di kepala. Nafas mulai sesak, tangan mencengram atau mengepal. Akhirnya paparan yang terlontar terasa hampa. Hiks..

Atau malah menjadi korban dari deretan kalimat itu. Secara naluri, akan muncul self defense, ya? Mungkin, sesaat akan hening. Namun perlahan hadir penolakan terhadap pembicara termasuk isi pembicaraannya. Sikap penolakan, akan berbeda setiap orang, kan?

Bisa saja tercipta hening, namun tak lagi ada perhatian, atau malah akan hadir gaduh sepanjang acara. Tak lagi ada respek! Hasilnya bisa diduga. sedikit atau malah tak akan menyisakan makna.

Illustrated by panpica.pw
Illustrated by panpica.pw
Semua Orang Ingin Berbicara

"Horeeee! Anakku sudah bisa panggil Ibu!" Seringkali kita mendengarkan cerita kebahagiaan pasangan muda, saat anaknya sudah mampu membunyikan satu atau beberapa kosa kata, kan? Itu pengaruhnya luar biasa, tah?

Atau kita terpana menyaksikan ceramah yang lembut dan runut, atau pidato dari seseorang yang penuh energi dan berapi-api, kan? Pelan-pelan di dalam hati hadir kekaguman dengan ucapan pujian, "Dia hebat!". Dan, efeknya akan menggerakkan kita untuk mengikuti atau mematuhi si pembicara atau menyepakati dan melakukan materi yang disampaikan.

Berangkat dari keinginan menjadi orang yang berpengaruh, atau aneka bentuk motivasi lainnya. Maka orang-orang giat belajar cara berkomunikasi. Mulai dari materi, cara, penampilan maupun psikologi yang berkaitan cara berkomunikasi.

Segudang teori komunikasi hadir di ranah publik juga akademik. Berbagai formula diterapkan, agar komunikasi yang dilakukan bisa tersaji secara baik, efektif dan efisien. Bahkan rumpun keilmuan komunikasi, menjadi salah satu yang paling diminati dan bergengsi oleh generasi milenial.

Illustrated by spillwords.com
Illustrated by spillwords.com

Pada akhirnya, Setiap Orang Ingin Didengarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun