"Ayaaah...!"
Aku terkejut! Mataku reflek melirik jam dinding. Pukul tujuh lewat sepuluh. Satu teriakan gusar singgah di telingaku.Sukses membuatku terbangun. aku bangkit dari tidur. Menyibak selimut. Segera duduk sambil menjemput sadarku. Tampak gadis kecilku berdiri di pintu kamar. Sudah cantik. Berbaju putih, gunakan jilbab warna merah. tak seperti biasa! Ada sapa lembut dengan segelas kopi. Kukira senyum pagi pun, tak hinggap di bibir gadisku.Â
"Eh! Sudah siap Uni?"
"Dari tadi!"
Tubuh kecil itu melengos pergi. Sisakan ruang kosong di pintu. Aku segera bangkit. Terburu kenakan baju. Kau tahu? Jika sepagi ini bermasalah dengan Uni, gadisku. Hingga sore kau akan berhadapan dengan masa suram! Eh, seram!Â
Aku keluar kamar. Bersua dengan Kakak, yang sedang memakai sepatu. Aku garuk kepala melihat Kakak. Seperti Uni, sudah berpakaian rapi. Bercelana hitam, baju putih, dan kopiah berwarna hitam. Kain sarung dilipat setengah melikit pinggang. Serta selempang warna oranye, lengkapi seragam Kakak Bertulis "Hafidz Qur'an Juz 30". Aku tak lupa jika, hari ini Lelaki kecilku wisuda Tahfidz. Â juga tak lupa jika Uni bertugas sebagai MC. Tapi aku lupa, jika mesti bangun pagi.Â
"Ayah telat terus!"
"Makanya tidur jangan malam-malam!"
"Bilang Tadzah, sebelum acara dimulai harus gladiresik dulu!"
"Kakak juga, Yah!"
"Kalau Uni dimarah Tadzah karena telat, Ayah tanggungjawab!"