Pernah membandingkan series drama Korea dengan series Indonesia? Walaupun Indonesia sudah memiliki seriesnya sendiri, namun tetap ketenaran series drama Korea masih merajai. Mulanya drama korea menjadi alternatif konsumsi hiburan yang berkualitas, di tengah gempuran sinetron Indonesia hingga India. Namun, di era sekarang Indonesia sudah merambat ke platform OTT dan tidak lagi hanya mengandalkan tayangan televisi.Â
Beberapa series Indonesia berhasil menggaet banyak penonton, sampai salah satunya mendapatkan rekor MURI, yaitu series berjudul "Litttle Mom" yang berhasil tayang di 22 negara. Ada juga series berjudul "Gadis Kretek" yang tayang di Netflix dan berhasil menarik penggemar hingga non-penggemar series. Bahkan kebaya Jeng Yah menjadi tren fashion. Tetapi tak bisa dipungkiri kualitas series Indonesia pada umumnya masih kalah jauh dengan series drama Korea.Â
Ini beberapa hal yang dimiliki series drama Korea tetapi belum dimiliki series Indonesia:
1. Eksplorasi Cerita
Series drama Korea selalu memiliki keterbaruan cerita yang tidak pernah ada sebelumnya. Dari berbagai profesi yang tidak pernah dibayangkan, dapat disuguhkan dengan tepat. Tentu hal ini membutuhkan kedalaman riset yang baik, tidak hanya sampai dipermukaan saja. Genre dan konsep juga dikemas dengan menarik, sehingga penonton senantiasa bergeming dari layar. Sedangkan series Indonesia yang semula ramai-ramai melahirkan cerita unik dan baru, sekarang dalam kondisi yang terlihat krisis. Karena beberapa temanya menjadi agak mirip, dan alih-alih melahirkan series baru malah sibuk membuat sequel-sequel yang tidak perlu. Series Indonesia perlu mengeksplorasi lagi cerita yang unik, mengingat Indonesia memiliki banyak keberagaman.
2. Editing yang Oke
Rasanya air mata bisa menetes begitu saja tanpa ragu ketika menonton drama Korea. Penonton selalu berhasil terbawa suasana. Bukan hanya karena aspek ceritanya, aspek editing juga penting. Apakah dengan cerita sama, namun diberikan editing yang flat penonton akan tetap terbawa suasana yang sama? Jawabannya tentu tidak. Rasa sedih diiringi musik dan adegan yang tiba-tiba pelan adalah bagian dari editing. Termasuk rasa bahagia dan perasaan-perasaan lainnya disesuaikan dengan ritme cuttingan yang terasa smooth. Secara keseluruh membuat pace seriesnya bernyawa. Berbeda dengan series Indonesia, aspek editing sepertinya masih dipandang sebelah mata.
3. Extras yang Ekstra!
Di series drama Korea jarang terlihat extras yang tidak ekspresif. Selain detail kreatif, semua detail pemeran meskipun hanya pemeran tambahan, menjadi fokus di series drama Korea. Mereka tampak profesional sekali. Ketika extras series drama Korea memiliki dialog walau sepatah kata, rasanya luwes dan believeable bahwa mereka adalah bagian dari dunia ceritanya. Sehingga tidak membuat misfeeling. Mereka tidak menyia-nyiakan keberadaan extras seperti di series Indonesia. Masih terlihat dokter yang kaku seperti tidak pernah bertemu pasien, hingga perawat yang kebingungan harus berlakon bagaimana lagi. Extras yang hanya jalan kaki saja atau hanya ada dalam kerumunan kerap terlihat ragu-ragu. Walaupun kecil tetapi jika dilihat dari drama Korea, extras juga berpengaruh dalam membangun dunia cerita. Jangan sampai keberadaannya yang hanya beberapa detik mengacaukan dunia dalam cerita. Justru dengan beberapa detik itu, harus menjadi penguat.
Memang pada akhirnya penonton series drama Korea dan series Indonesia punya kecintaannya masing-masing. Bukan sekadar untuk kompetisi, namun rasanya series Indonesia harus lebih berambisi. Mengingat series drama Korea berhasil masuk menyelundupkan budayanya melalui hiburan ini. Indonesia punya banyak potensi untuk lebih diakui.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI