Mohon tunggu...
Zakaria Adjie Pangestu
Zakaria Adjie Pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sharia and Law Faculty students

Inspiring Generation 692 Instagram: @zakaria_adjie Islamic Teacher Training College (ITTC)Kulliyyatul Mu'allimin al-Islamiyah (KMI), Darussalam Modern Islamic Boarding School. Sunan Ampel State Islamic University, Surabaya, Sharia and Law Faculty.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengubah Paradigma Negatif "Kuliah Online"

21 Agustus 2021   20:35 Diperbarui: 22 Agustus 2021   05:16 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar perkuliahan daring

Dilain sisi, teman saya sekampus yang bernama Gumelar pun juga mengomentari hal yang serupa “Jujur, aku ini bukan lulusan pesantren, hanya lulusan SMA biasa yang tidak pernah belajar bahasa Arab dan intensitas belajar keislamannya cuma sedikit, ketika dihadapkan dengan materi-materi keislaman yang berbasiskan bahasa Arab, aku merasa kesulitan sekali, apalagi belajarnya harus dilakukan online . Kursus Online berbahasa Arab yang disediakan kampus pun sepertinya tidak efektif bagi orang-orang yang senasib kayak aku ”.

Dua pendapat diatas adalah dua opini negatif dari beberapa opini yang diberikan kepada saya akibat perkuliahan daring. Kebanyakan mahasiswa mengeluhkan sistem pembelajaran ini dan menginginkan kembali perkuliahan dengan sistem konvensional atau tatap muka.

Nah…sekarang saya mengajak teman-teman untuk mengubah paradigma negatif ini

Bapak Pujo Sakti, dosen muda di prodi Sastra Inggris dari universitas Airlangga berpendapat bahwa dewasa ini, dunia pendidikan memang tidak bisa dijauhkan dengan keberadaan teknologi. Semakin berkembangnya teknologi semakin mempermudah interaksi belajar mengajar yang berlangsung antara dosen dan mahasiswa. Sehingga nantinya, materi-materi yang dibagikan oleh dosen dapat tersampaikan secara efektif dan tepat. Percaya atau tidak, pembelajaran secara virtual akan benar-benar terjadi di dunia ini, mengingat perkembangan teknologi yang sudah melesat jauh.

Sebenarnya sistem e-learning bukanlah hal baru di era pandemi ini. E-learning atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) pertama kali dimulai oleh Universitas Illinois , Urbana-Champaign pada tahun 1960. Waww…sudah lama sekali bukan? Bahkan saya saja masih belum lahir. Mereka menggunakan Sistem Intruksi Berbasis Komputer (Computer-Assisted Instruction) yang dijalankan di komputer PLATO yang diciptakan oleh Profesor Don Bitzer.

Mengenai e-learning juga, saya akan membantah paradigma-paradigma teman yang katanya pembelajaran e-learning ini membuat “bosan”. Saya yakin para dosen yang mengemas materinya dengan konten yang kreatif mampu menjadikan proses pembelajaran yang lebih asyik dan seru.

Misalnya saja, beberapa minggu lalu saya mengikuti seminar literasi yang diisi oleh bapak I Made Andi Arsana, seorang dosen dari UGM. Nyatanya rumor yang katanya kuliah online itu membosankan berhasil dirubah oleh beliau. Saya sebagai peserta ikut merasakan keasyikan saat kegiatan seminar berlangsung seakan-akan saya memang sedang berada di hadapan beliau langsung. Seorang pengajar yang mampu mengemas materinya menjadi sebuah konten yang sangat kreatif serta pembawaannya yang cheerful , apalagi ditunjang e-learning yang mempunyai berbagai macam inovasi dalam prakteknya, saya yakin pembelajaran yang diberikan kepada siswanya mampu diserap dengan baik tanpa ada sebuah anggapan “bosan”

Nah…… sebaliknya, fakta yang sering kita rasakan saat perkuliahan berlangsung apalagi selama e-learning ini hanya sedikit dari anggota kelas yang ingin bertanya dan menanggapi dengan komentar. Bahkan sering serikali seorang dosen diabaikan dan “dicuekin” oleh para mahasiswanya saat disuruh menjawab pertanyannya. Seolah-olah beliau hanya berbicara seorang diri. Jika saya berada dalam posisi itu, rasanya sakit sekali, bagaikan orang yang tak berguna di dunia ini (ingin teriak dan nangisss). Tak ada orang yang mau mendengar. Maka kita para mahasiswa jangan seperti itu yah, kasihan bapak ibu dosen kita sudah susah-susah jelasin ternyata ditinggal tidur, apalagi main game. Durhaka kalian...!! Sudah..sudah.....kita lanjutkan!

Begini….sebenarnya dengan adanya kuliah online seperti ini. kemampuan dan keterampilan kita menjadi berkembang. Bahkan saya yakin sekali kita sebagai mahasiswa dapat mengalahkan para dosen dalam berbagai hal, terutama menggunakan teknologi. Tapi jangan terlalu kepedean loh yahh bagi kalian para mahasiswa…hehe.

Kenapa saya berani bilang seperti ini?

Ini semua karena metode pembelajaran virtual yang mengilhami berbagai tugas baru. Actually, jujur saja, saya adalah jebolan dari pondok pesantren yang tidak begitu ahli dalam menggunakan teknologi apalagi sosial media. Namun karena sistem pembelajaran online inilah yang mengubah diri saya dan menuntut menjadi lebih kreatif dan terampil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun