Pengalaman berharga dirasakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional dari Institut Agama Islam Daar Al-Uluum Asahan. Kali ini, mereka berkesempatan mengunjungi kebun serai milik salah satu wali murid ICC Negeri Sembilan yang terletak di kawasan Beranang. Kunjungan ini Atas bimbingan dari ibu Hafsah selaku pengelola ICC Negeri Sembilan dan pengawasan dari ibu Anisah selaku pendamping dalam kegiatan.
Dua mahasiswa, yaitu Zaitun Khairani dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Daniati Putri dari Program Studi Hukum Keluarga Islam (HKI), ikut serta dalam kunjungan ini. Mereka terlihat antusias mendengarkan penjelasan langsung dari pemilik kebun tentang cara menanam, merawat, hingga memanen serai.
Menurut penjelasan pemilik, serai dapat dipanen setelah berusia sekitar 6 hingga 7 bulan. Hasil panennya cukup menjanjikan karena satu ikatan besar serai dijual dengan harga RM.45. Selain kebun pribadi, pemilik juga menyewa lahan kebun serai lain dengan sistem sewa RM.1000 per panen. Hasil panen kemudian disalurkan ke pasar melalui pemasok (supplier).
Lebih dari sekadar usaha tani, kisah pemilik kebun serai ini juga merefleksikan perjuangan seorang pekerja migran Indonesia di Malaysia. Sejak memutuskan merantau, ia harus meninggalkan kampung halaman dan keluarga tercinta dengan tekad kuat: mencari nafkah demi masa depan yang lebih baik. Ia tidak hanya berjuang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga memastikan anak-anaknya dan keluarga di Indonesia tetap bisa tercukupi kebutuhannya. Setiap hari, ia bangun lebih awal, turun ke kebun untuk memeriksa kondisi serai, memberi pupuk, dan memastikan tidak ada tanaman yang mati. Jika ada batang serai yang layu atau busuk, segera diganti dengan tunas baru agar kebun tetap produktif.
Pekerjaan ini tentu tidak ringan. Terik matahari, hujan deras, hingga kelelahan fisik menjadi tantangan sehari-hari. Namun, semua rasa letih itu tertutupi oleh doa dan harapan agar hasil kebun bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Dari proses ini, Zaitun dan Daniati belajar bahwa pertanian menuntut kesabaran, perhatian, dan ketekunan yang tinggi.
“Kami banyak belajar dari sini. Ternyata serai yang sering kita lihat di dapur memiliki nilai ekonomi yang besar. Selain itu, kami juga terinspirasi dari ketekunan pemilik kebun dalam mengelolanya,” ungkap Zaitun Khairani. Daniati Putri menambahkan, “Kegiatan ini membuat kami semakin paham pentingnya memanfaatkan potensi alam secara maksimal.”
Selain memperluas wawasan, kegiatan ini juga mempererat hubungan antara mahasiswa KKN Internasional, pihak ICC Negeri Sembilan, dan para wali murid. Semoga pengalaman sederhana namun penuh makna ini menjadi bekal berharga bagi mahasiswa untuk terus berkontribusi, baik di tanah air maupun di ranah internasional.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI