TGB; Santri Yang Jago Memimpin Ketahanan Pangan
Oleh: Zainurrofieq
Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan untuk mengaksesnya. World Health Organization (WHO) mendefinisikan tiga komponen utama ketahanan pangan, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan. FAO menambahkan komponen keempat, yaitu kestabilan dari ketiga komponen tersebut dalam kurun waktu yang panjang.
Orang yang pertama sekali menggagas konsep ketahanan pangan adalah Nabi Yusuf AS ( 1745 -- 1635 SM ). Nabi Yusuf as telah menerapkan konsep dan meletakkan dasar-dasar prinsip ketahanan pangan ini lebih dari 3.700 tahun yang lalu. Konsep itu telah diterapkan oleh Nabi Yusuf pada masa pemerintahan Raja Kiftir, penguasa kerajaan Mesir. Dengan kecerdasan intelektual dan kemampuan menganalisis, Nabi Yusuf mampu menterjemahkan mimpi sang raja yang akhirnya melahirkan sebuah konsep yang belakangan kemudian kita kenal sebagai konsep ketahanan pangan (QS Yusuf : 48).
Ketahanan pangan merupakan ukuran kepentingan terhadap gangguan pada masa depan atau ketiadaan suplai pangan akibat berbagai faktor .
Penilaian ketahanan pangan dibagi menjadi keswasembadaan perorangan (self-sufficiency) dan ketergantungan eksternal yang membagi serangkaian faktor risiko.
Negara akan aman secara pangan jika produksi pangan meningkat untuk memenuhi jumlah permintaan dan kestabilan harga. Maka sangat jelas bahwa kebijakan sebuah negara dapat mempengaruhi akses masyarakat kepada bahan pangan.
Kehancuran Negara seperti Unisovyet misalkan, banyak dianalisa orang bahwa itu adalah murni keruntuhan ideology semata. Padahal sebenarnya kehancuran unisovyet adalah krisis pangan yang sudah di design oleh pihak lawan untuk menghancurkan negri tersebut.
Diskusi yang menarik tentang pangan  kemarin tanpa sengaja saya dapat ikuti dalam acara "Ngopi Bareng Tokoh" yang diadakan PPSN di Hotel Sofyan Betawi, diisi oleh guru-guru besar dan professor dari UI, IPB dan sejumlah narasumber lainnya.
Yang begitu membuat saya tertegun adalah presentasi dan arahan Tuan Guru Bajang TGB M Zainul Majdi sebagai keynote speech yang menggambarkan praktek memimpin dalam menjaga ketahanan pangan.
Sangat luarbiasa, tepuk tangan kekaguman dialamatkan kepada TGB dari para pakar dan tokoh pangan nasional itu karna dirasa sangat melengkapi kiprah TGB sebagai seorang pemmpin dari kaum santri yang Hafal alquran, tapi ternyata mampu menguasai tehnik pengendalian pangan di wilayah yang beliau pimpin selama ini (profinsi NTB).
Bukti applause para professor pakar ketahanan pangan itu ternyata tidak hanya euphoria atau isapan jempol belaka. Terbukti dengan penerimaan TGB sbagai penerima  Adhikarya Pangan Nusantara (APN)  Bidang Ketahanan Pangan, dari Kementerian Pertanian.
Bravoo TGB...!!! Lanjutkan!!!!